16 January 2012

The Man Who Can't Be Moved


Dear kamu.

kamu yang bertahun-tahun membuat saya tetap menunggu,

"going back to the corner where i first saw you, gonna camp in my sleeping bag, i'm not gonna move...", hummm...mendengarkan lagu The Script ini membuatku ingin menuliskan surat untukmu. Entahlah...setelah dengan berbagai cara, mungkin cara ini akan membawaku kepadamu. Mungkin...

"...There's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year, gotta stand my ground even if it rains or snows, if she changes her mind this is the first place she will go...". Ah...been there, done that! minus "rain and snow". Duduk setiap hari di kafe yang sama, di sudut yang sama, di meja yang sama, nyaris 24 jam kalo saja tak ingat cafe itu tidak buka 24 jam. 7 hari pertama karyawan dan pemilik yang juga barista di cafe itu memandangku dengan aneh, sampai hari ke-8 mereka mulai terbiasa...bahkan mencari-cari kalo sehari saja tidak melihatku di sana, di sudut yang sama, di meja yang sama...menunggu kamu...di tempat kali pertama kita bertemu.

"...'Cause If one day you wake up and find that you're missing me, and your heart starts to wonder where on this earth I could be. Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet...". Aku juga berfikir seperti itu, used to. Tapi sampai seminggu setelah hari ke-60 sejak aku mulai menunggu tak juga ada tanda-tanda kehadiranmu. Oh, dan cafe yang buka tidak 24 jam itu berpindah lokasi, mereka butuh tempat yang lebih besar untuk menampung pengunjung yang semakin banyak, dan aku "dipaksa" berhenti menunggumu. And i did.

Or not. Karena nyatanya aku masih mengharapkanmu kembali. Masih menunggumu meski tidak lagi di sudut yang sama, meja yang sama. Masih mencari cara menemukanmu, atau membuatmu menemukanku. So, mungkin ini cara itu, menulis surat untukmu, menitipkannya pada "tukang Pos Cinta" dan membiarkan takdir yang menemukanmu untukku. Atau kamu yang akan menemukanku.

Kamu, perempuan dengan wajah terlugu dan senyum terlucu yang pernah aku tau. Kamu, perempuan yang langsung bisa akrab denganku meski belum genap sebulan sejak pertama kali kita bertemu. Kamu, perempuan riang yang selalu bersandar manja di pundakku hampir di setiap kita bertemu. Kamu, perempuan dengan baju merah di setiap senin dan hitam di setiap minggu, "ga ada alasan, aku suka aja, jadi kebiasaan" katamu ketika aku tanyakan alasannya. Kalimat yang sama ketika kamu bilang kamu cinta aku "ga ada alasan. Aku jatuh cinta sama kamu, dan itu ga butuh alasan". Jadilah kamu, perempuan pertama yang bilang kamu cinta aku, teman perempuanmu.

Kamu, cantik, pintar, lucu, sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mencintaimu. Aku hanya tidak tau kalo sebenarnya aku juga mencintaimu. "aku sayang kamu La,tapi kamu perempuan, aku juga perempuan, kita sahabatan aja yah" kataku waktu itu, dan kamu terisak, menunduk menyembunyikan matamu yang basah di pelukanku.

Itu, hari terakhir aku melihatmu. Hari-hari berikutnya aku tak pernah berhasil menemuimu. Pun aku tidak tau kemana harus mencarimu. Hanya alamat sekolahmu yang aku tau, dan kamu pun sudah tidak lagi ada di situ. Mungkin kamu tau aku kehilangan kamu, mungkin kamu tau aku mencarimu, mungkin kamu tau aku kangen kamu. Tapi satu yang kamu tidak tau, sekarang aku sama sepertimu. Bukan laki-laki tapi perempuan yang membuatku jatuh hati. Dan perempuan itu adalah kamu. Starla Cecilia Putri, I LOVE YOU.

"...Maybe I'll get famous as the man who can't be moved, maybe you won't mean to but you'll see me on the news and you'll come running to the corner 'Cause you'll know it's just for you. I'm the man who can't be moved...I'm the man who can't be moved..."


Perempuan yang masih menunggumu,
-Red-

1 comment: