16 January 2012

Setengah lima

Samudera hindia pagi, 15 Januari

Aku berdamai dengan lara. Lalu mengirimimu sejumput surat. Membiarkan kau akhirnya tahu, bahwa aku ingin kau menjemputku di taman kota sore ini. Saat jarum jam-mu tepat pada setengah lima. Tak ingin mati suri di sini, aku ingin pulang.

Ku tunggu kau di kursi panjang merah maron di bagian selatan taman. Tempat kita pernah berbagi asa dulu. Ya benar dulu.

Aku memang pernah lari. Tapi aku takkan bisa lupa tiap detik parfummu juga wangi keringatmu. Betapa kau semakin tampan ketika berpeluh. Dulu. Ketika kita terhanyut dalam apatis ria. Denganmu bersatu melupa suram.

Kau pasti paham mengapa aku lari. Pelarian yang absurd. Se absurd aku yang menilai harapan kita yang mengawang. Aku tak mau menulis itu lagi. Tidak mau lagi lara.

Yang kumau saat ini adalah setengah lima. Menantimu di kursi merah maron di selatan taman. Memelukmu erat dan takkan pernah lepas. Takkan lepas dan jangan lepas lagi. Itu kenyamanan yang menyederhanakan.

Dan lalu, air mata tak mampu lagi kini melegakan lara. Bawa aku pulang segera.


Hed ~



Oleh:

Diambil dari: http://heditiadamanik.tumblr.com

No comments:

Post a Comment