16 January 2012

Teruntuk Papa ..

Backsound SEVENTEEN –Ayah

Papaa ..
Ini aku anak pertamamu yang dulu kecil sering kau bawa pergi kemana-mana. Yang dulu kecil sering kau gendong-gendong dan kau cium manja. Yang dulu kecil sering kau belikan permen dan es krim coklat strawberry kesukaanku yang dulu kecil sering kau titipkan dirumah nenek ketika kau dan ibu harus berangkat kerja. Ini aku yang dulu kecil itu papa.

Papaa ..
Ini aku gadis kecil itu yang telah beranjak dewasa. Yang tiap hari engkau antar jemput sekolah bahkan hingga rokku sudah abu-abu. Yang tiap hari kau beri uang jajan yang hanya aku habiskan untuk membeli baju sepatu dan tas. Yang selalu kau nanti di ruang tamu ketika aku pulang terlalu larut. Ini aku yang kini telah 17 tahun papa.

Papaa ..
Ini aku satu-satunya anak perempuan yang kau miliki. Yang kini telah berada jauh darimu. Yang kini telah berada di pulau seberang menuntut ilmu. Ini aku, fifi , papaa.

Aku kangen kamu papa.
Aku tahu , kini kau telah tak bisa lagi menggendongku , kau tak bisa lagi leluasa mengecup pipiku karena kini aku bukan lagi anak kecilmu. Tapi tahukah papa , aku ingin di gendongmu lagi , aku ingin dicium kamu lagi. Aku ingin tetap jadi putri kecilmu papa.

Papa , maafkan aku ..
Karena kau harus mengantarkanku setiap harinya kesekolah dulu. Aku hanya ingin selalu denganmu. Itulah alasan kenapa hingga umurku 17 tahunpun aku tetap ingin diantar olehmu.
Papa maafkan aku ..
Karena aku tak pernah bercerita kepadamu tentang siapa saja lelaki yang sedang mendekati gadis kecilmu ini. Aku hanya malu , aku hanya takut kamu bersedih karena ada lelaki baru dalam hidupku. Tapi aku tahu kamu tetap tahu walau tak ku beri tahu. Kau selalu menanyakan aku kenapa disaat aku menangis seharian dikamar, sering rasanya aku ingin bercerita tentang lelaki-lelaki yang datang dan pergi itu papa , tapi aku tak mau kau khawatir.

Papa , kini kita telah terpisahkan jarak yaah. Pasti engkau berpikir , mengapa putri kecilku tega pergi sejauh ini meninggalkanku menuntut ilmu ? ini karena aku sayang kamu papa. Aku ingin mencoba lebih baik disini. Mencoba belajar dengan sungguh-sungguh dan insyallah akan pulang dengan kesuksesan untukmu.
Papa tahukah kamu mengapa dulu aku tak ingin berbicara padamu tiap kali ibu menelfon ? itu karena aku takut mendengar suaramu. Aku takut kau mendengarku menangis saking aku merindukanmu. Itulah kenapa aku tak pernah mau jika orang lain yang menjemputku dibandara tiap kali aku pulang , karena aku ingin engkau orang pertama yang selalu melihatku ketika aku kembali.

Papaa ..
Baik=baik yaah disana. Jagakan ibuku. Jagakan adikku.
Disini aku berusaha untuk menjadikan diriku anak terbaik untukmu.
Doakan aku yaah papa.
Terima kasih atas satu kecupan hangat didahiku di Bandara waktu itu.
Aku mencintaimu.



Oktavia Larasati :*


Oleh:
Diambil dari: http://aku-dan-hujan.blogspot.com

No comments:

Post a Comment