16 January 2012

Variatio 2. a 1 Clav.

Untuk Orloff yang bersembunyi di bawah meja makan,


Aku senang karena kemudian tanganku harus bersentuhan dengan tulisan - tulisan ini. Di saat kulitmu yang pucat dan halus tak bisa kuraba dengan tabah. Mungkin angin dan sekelilingnya sering membuatmu takut, atau matahari yang malu - malu mampu membuatmu takjub. 
Aku tak pernah mengharapkan bahwa ada suatu saat dimana Kau mampu untuk membaca tulisan ini. Karena hal pertama yang kuinginkan darimu adalah melangkah. Setidak - tidaknya ada darah dalam hati kaku itu membuncah.
Mari Orloff,dengan tanganmu yang kecil Aku harap Kau mampu menjaring angin. Yang sesaat kemudian hanya akan membawakan malu yang menindihmu dengan tiada belas kasihan. Tapi bukan itu yang ingin kuberikan padamu, Kau harusnya tahu.
Mungkin lirik yang dibekukan dari air mata itu terlalu banyak Kau minum. Atau awan penghujan yang tak pernah turun itu bisa merampas jiwamu sekelebat pergi hanya lewat tatapan matanya.
Aku masih berharap bahwa pada saat Kau bisa membaca ini. Kau tak lagi hanya melihat anak - anak negro hitam itu berjingkrak di bawah pohon cemara kering di kejauhan. Bukan pula mengerjap gugup  saat hujan menderai turun di teras rumah. Atau, bayangan benci ibumu yang mendera tubuh jauh hari.
Aku ingin Kau seperti anak - anak negro itu, seperti hujan, seperti awan penghujan. Sama seperti mereka semua. Karena Aku tahu betul kalian lahir dari rahim bumi yang sama. Dan punya nadi yang sama, nafas yang sama, namun terperangkap di balik mata masing - masing.

Sedit qui timuit ne non succederet. 
Kami hanya sesederhana itu kawanku.


Oleh --@MungareMike 

1 comment: