17 January 2012

Mantan Calon Kakak Ipar

Sisters function as safety nets in a chaotic world simply by being there for each other.
~Carol Saline

Kepada Cut (Putry) Novianty Rachmi,

Dear Cucuts,

Ingat perkenalan pertama kita? Sejujurnya, aku kesulitan mengingatnya. Jangankan pertemuan pertama kita, kapan kita terakhir berjumpa saja aku perlu kerja keras untuk mengingatnya. Apakah waktu kita ke kostan Icha? Atau di apartemenmu yang di Setiabudi sana? Atau waktu kita secara tidak sengaja bertemu di Jakarta, di restoran Bakmie Gadjah Mada. Lihat, sudah terlalu lama kita tidak pernah bertatap muka lagi.

Harusnya kita meluangkan sedikit waktu kita untuk bertemu lagi. Makan siang? Nonton? Apa sajalah. Honestly, I missed you. And I miss you a lot.

Aku bahkan melewatkan hari pernikahanmu dengan Kang Erwin. Dan tahu-tahu aku sudah punya keponakan, Billa. Billa mirip sekali denganmu, begitu pendapatku melihat foto-foto yang menjadi display picture Blackberry Messenger-mu.

Dear Cucuts,

Aku tidak pernah punya seorang kakak perempuan. Karenanya aku senang sekali ketika aku mengetahui bahwa kamu akan menjadi bagian dari keluargaku. Kupikir, aku akan punya seseorang yang bisa kuceritakan segala masalah perempuan. Soal pacar, soal kuliah, soal apa sajalah. Kakak perempuan yang bisa diajak pergi makan dan nonton keluar. Saling bertukar baju, sepatu, tas dan sebagainya.

Tapi rupanya, keadaan berubah.

Dan aku tidak punya cara apapun untuk mengubahnya.

Dear Cucuts,

I learned that in life there are things we cannot control. We could built our hopes and imagination about future as wonderful as we want. But sometimes it doesn’t goes as well as we wanted. No matter how perfect we planned everything, some might turn the opposite. And this is just one of the example.

You are not my sister-in-law (now), I realized that. But for me, once a sister, always a sister. And sisters doesn’t always have to be related in blood.

I still can tell you my stories. Ask you some advices. You’re just a phone call away, for God’s sake. Right?

Dear Cucuts,

I haven’t thanked you for the good times we went back then. And this letter’s simply my best way to do it.I’m grateful for the past. For the chance to know you. Even better, for almost havng a sister-in-law like you.

(I better end this letter before I started to burst into tears.)

Sudah dulu ya Cuts, kapan-kapan kita janjian ketemuan ya. :)

Hugs and Kisses,
Mantan Calon Adik Ipar.

———————————-

twitter : @putry_erwin




Oleh:

Diambil dari: http://flanelmerah.tumblr.com

No comments:

Post a Comment