17 January 2012

Langit Lensa Raksasa

Teruntuk @ratihPRNM, seorang manis, seorang baik, seorang yang ku rindukan.

Hai ratih, ini surat ke-2 ya ? hehe tapi aku mencoba untuk lebih dewasa dan menuangkan segala yang kurasa ke dalam surat ini. Pure ngetik lho ini

Besok tanggal 17, sudah berapa bulan ? yup, 18 bulan. Cukup singkat jika di banding dengan orang tua kita yang telah saling mencintai lebih dulu. Namun dengan segala pengertian Dia yang maha kuasa, kita pun tetap bertahan, saling menjaga kasih. Terrlintas semua kenangan awal kita bertemu berjalan seperti bioskop raksasa. Ya, langit adalah lensa raksasa. Jika ada tombol ‘play stop’ maka tak akan ada orang yang duduk sendiri merenung. Mengenang apa yang telah terlewat dan mengingat bentuk bentuk yang tersamar karena terkikis waktu. Begitu pun aku, akan mengajakmu duduk berdua memandang langit hanya untuk menyaksikan gerak gerik bodoh kita saat awal bertemu. Saling berpegang tangan, sambil tetap memandang langit. Kita pemeran utamanya.

Langit lensa raksasa. Terpikirkah oleh mu bahwa tidak semua yang kita lalui itu bahagia. Langit tetap merekamnya sehingga kita dapat tetap menyaksikannya dan mendapat pelajaran yang berharga. Bukan untuk mengingat keburukan, tapi untuk bagaimana kita saling memahami kekurangan masing masing dan menghargai kelebihan masing masing. Bukan untuk saling serang dan saling hujat. Kita pun masih duduk, berpegangan tangan, sambil memandang langit.

Langit lensa raksasa, dan tangis pun bukan hal yang luar biasa. Sebuah lagu ‘just the way you are’ dari Mas Bruno pun mempunyai kenangan tersendiri untuk kita. Dan aku tetap tersenyum saat mendengarnya, sedikit cekikikan saat mengingat kau menangis bahagia saat itu. Meski hanya sekumpulan foto, tapi kau mengapresiasikan dengan luar bisa. Aku pun senang langit masih merekamnya, melihat kau senang. Kita tetap memandang langit, saling berpegangan tangan.

Waktu pun berlalu dengan cepat, dan langit masih merekamnya. Kita tahu bahwasanya tidak ada sesuatu yang sempurna, kecuali Tuhan yang menciptakan cinta kita. Walau kita berbeda namun aku yakin, kita dipertemukan bukan dengan suatu kebetulan dan Tuhan memang mempunyai sesuatu rencana untuk kita.

18 bulan, kita masih bersama, saling berpegangan tangan, dan menatap langit. Entah kapan, kita akan menatap langit namun dari tempat yang berbeda. Namun aku ingin bukan sekarang.

Terima kasih @ratihPRNM, terima kasih Langit, terima kasih Tuhan.

oleh : _sammuell

No comments:

Post a Comment