Kepadamu,
Aku masih ingat pertama kali berjumpa denganmu dulu, sekitar 4-5  tahun lalu. Aku tidak tahu apapun tentangmu, siapa dirimu saat itu, dan  apa yang bisa aku ketahui denganmu. Pada saat itupun aku tidak tahu,  suatu saat nanti, akan ada air mata untukmu.
Kita tidak sering bertemu, sesekali saja kita berjumpa, dan itupun  tidak lama. Satu – dua jam saja paling lama, tapi itu selalu berkesan.  Aku selalu banyak belajar darimu, engkau cerdas, aku kagum sekali. Aku  selalu menanti saat-saat berjumpa denganmu tiap minggu, melihat dirimu  tersenyum dan menyapaku dengan ramah, dan aku masih ingat caramu menyapa  dan tersenyum kepadaku.
Kemudian kita terpisah. Aku jarang melihatmu lagi, sesekali saja.  Akupun mendengar kabar bahwa dirimu sedang sakit, kemudian menjalani  pengobatan. Aku banyak berdoa saat itu, berharap engkau tetap semangat  seperti dulu, memberikan keramahan dan senyum yang ramah dan hangat pada  siapapun, dan padaku juga seandainya kita bertemu lagi.
Suatu hari aku bertemu denganmu, dirimu terlihat berbeda. Tidak  secerah biasanya, tapi senyum dan keramahan itu tidak berubah. Maaf, aku  menyesal tidak menerima tawaranmu saat itu, karena aku merasa tidak  pantas. Aku tidak menyangka saat itu adalah saat terakhir kita bisa  berbicara panjang. Engkau masih secerdas biasanya, hebat!
Waktu berlalu dan ternyata kondisimu memburuk. Aku kecewa, dan aku  takut engkau akan pergi saat itu. Mendengar kabar engaku dirawat lagi  aku berniat untuk menemuimu, menjenguk dan memberi semangat. Aku  terlambat. Di kereta itu, siang itu, air mataku mengalir. Aku kehilangan  dirimu, walaupun interaksi kita tidak banyak, aku sangat kehilangan.  Mungkin engkau tidak sadar, tapi banyak hal berharga darimu, banyak  teladan darimu, dan sungguh aku kehilangan.
Kata-kata itu tidak akan hilang dari ingatanku, ‘Saudara-saudara sekalian’.
Untuk salah satu guruku, Dr. Rudi Satriyo Mukantardjo, ada air mata  untukmu pak, dan doa yang terucap dari muridmu yang hanya sebentar saja  ini.
oleh: @ssujono 
diambil dari:  http://sulaimansujono.wordpress.com
No comments:
Post a Comment