17 January 2012

Dia yang Namanya Tak Boleh Disebut

Sudah berapa lama sejak kita tak jumpa? Aku berharap kau masih sehat dengan tubuh tegapmu, masih tersipu malu kalau digoda oleh teman-temanmu, dan tetap memiliki karismamu yang mempesonaku.
Ingin rasanya aku bercerita tentangmu pada temanku. Tapi, kau adalah Lord Voldemort-ku. Dan aku bukanlah Harry Potter yang berani menyebut nama Lord Voldemort. Aku pengecut. Bahkan menyebut namamu di depan temanku, aku tak punya nyali. Seringkali aku berlatih di depan kaca untuk menyebut namamu dengan lantang. Tentu saja aku berhasil, tapi selalu gagal kalau sudah di depanmu.
Sudah lebih dari 900 hari kita tidak bertemu. Lama sekali. Apa kau menyadarinya? Aku maklum kalau kau tidak tahu, atau bahkan tidak peduli. Terpisah jarak kupikir bisa membuatku lupa akan perasaanku padamu. Dan kukira kalau jarak tidak bisa membuatku lupa, mungkin waktu yang akan menghapusnya. Ya, perkiraanku salah. Dan orang-orang yang mengatakan waktu bisa membantu untuk melupakan itu salah besar. Jarak dan waktu tidak bisa membuatku melupakanmu.
Kamu, yang namanya tak boleh disebut, pernahkah menyadari bahwa aku selalu memandangimu dalam diam? Tersenyum saat kau tertawa lepas di tengah kumpulan temanmu. Timbul kupu-kupu kecil dalam perutku saat melihat kau yang tersipu malu. Pernah menyadari bahwa aku selalu menghindari menatap matamu langsung? Karena takut kalau-kalau kau bisa membaca perasaanku lewat tatapanku. Mungkin itu yang membuatmu tak menyadari kehadiranku.
Kamu, yang namanya tak boleh disebut, karena kamu adalah pacar temanku. Atau bisa kubilang, kamu dulu adalah pacar temanku. Itulah alasanku tak punya nyali menyebut namamu. Alasan namamu tak boleh disebut.
Kini keadaan sudah berbeda. Tapi di saat aku mungkin punya secercah harapan untuk lebih berani, jaraklah yang kini memisahkan kita. Ketahuilah, meski begitu perasaanku tetap sama.
Nanti, jika ada waktu kita bisa bertemu lagi, kuharap kamu mengingat namaku. Mungkin itu akan membantuku untuk berani menyebut namamu di depan teman-temanku. Kuharap.
Dari,
teman mantan pacarmu.

No comments:

Post a Comment