17 January 2012

Lelaki Penuh Tawa


Jakarta, 16 Januari 2012

Hey, lelaki yang selalu tertawa...

Bagaimana kabarnya disana? Sudah punya objek untuk kau usili lagi?
Aku rindu kejar - kejaran saat kamu mencuri bekal makananku. Aku rindu tawa dan ekspresi datarmu saat menyapaku. Aku rindu di hibur olehmu saat kamu lihat muka ku tak seceria biasanya. Aku rindu menikmati senja di halaman sekolah dengan kamera dan kita berfoto bersama. Ingat tahun ajaran pertama saat kita sekelas dan duduk bersebelahan?  Aku rasa, kamu lelaki paling datar sepanjang masa. Dulu, kamu terlalu irit suara. Meskipun kamu suka mengusik, Tapi sungguh kamu lelaki yang berhati baik. Ya, aku percaya kalau biasanya orang orang baik lebih dulu dipanggil ke Surga. Seperti kamu contohnya.

Ketika awan duka itu tiba, aku merasa hampa seketika. Bukan pikirku. Bukan kamu. Pasti bukan. Tak ada satu jam, kita baru berinteraksi kan? Berbagi tawa, menulis kata difolio bergaris yang nantinya akan kau kumpulkan untuk tugas Bahasa Inggris. Masih menitip “Hati – Hati” saat aku akan pergi. Baru beberapa hari kamu ulang tahun dan janji menraktirku kan? Katanya mau makan – makan. Katanya mau adu nilai saat lulus – lulusan. Katanya mau menonton film proyek akhir tugas Bahasa Indonesia yang nyaris kita take setiap sore. Kenapa pergi duluan tapi malah kamu yang mengucap padaku “Hati – Hati”?

Sampai di tempat kamu ditolong oleh alat alat kedokteran itu, Dengan masih memakai seragam abu abu dan muka pucat pasi, Aku menitipkan doa pada Tuhan yang kupanggil sang penyembuh. Ada begitu banyak tangan tangan yang bergandengan, air mata yang berjatuhan, kaki yang gemetaran, dada yang tersesakan. Aku masih belum percaya, motor yang dulu suka kamu pakai mengantarkanku pulang ke rumah, justru menjadi kendaraanmu pulang ke Surga.

Maret membawa duka yang tak pernah ku duga. Seleksi alam besar besaran, aku benci kabar perpisahan. Demi Tuhan. Itu bukan kamu kan? Ketika nadi itu berhenti berdenyut lagi, Hey tugasmu sudah selesai di bumi. Dan kamu disana, di tempat rahasia yang membatasi keberadaanmu yang tak terdeteksi. Aku yakin , kamu ada di sebelah Tuhan, bersama dengan ribuan orang baik yang menemani tangannya merancang. 

Ps : Sampaikan terima kasihku untuk Tuhan ya Can, karena berbelas belas tahun yang lalu telah merencanakan pertemuan dengan sahabat sebaik kamu, Yonan Alberto.  Kalau waktu nya tiba, Kamu harus menjemputku di Bandara Surga ya ;) 





No comments:

Post a Comment