17 January 2012

Tanyaku, Untukmu


hei, aulia mahardi..
percaya ga aku nulis ini buat kamu?? ga percaya kaaann?? aku aja ga percaya.. hahahaha
apa kabar kamu?? kalau dari yang aku pantau waktu itu sih kamu baik-baik saja, mungkin sangat baik. kamu sekarang jadi aktivis parkour yah?? terlihat sekali semangat menggebu dalam tiap tweet mu tentang olahraga itu.
aku tahu ini bodoh. aku tahu ini salah. dan aku tahu sudah lama berlalu. tapi aku penasaran. penasaran yang hampir membuat aku terjatuh. aku hanya ingin bertanya kepadamu.
kenapa kamu dulu menghilang tanpa kabar??
kenapa tidak pernah ada kata “sudah” ??
kenapa tidak pernah ada “selamat tinggal” ?? atau kata lain yang bisa aku tangisi di malam-malam berikutnya..
kenapa tidak pernah ada penjelasan tentang kesalahan yang aku perbuat sehingga untuk mengucapkan salam perpisahan pun kamu enggan??
itu terlalu menyakitkan, ly.. 
kamu tahu berapa lama waktu yang aku perlukan untuk mengubur semuanya?? semua yang terasa indah walau tidak pernah lebih panjang dari umur tanaman jagung. sampai kamu menghubungi aku sewaktu di jogja pun belum. masih ada sulur-sulur kenangan yang menyembul indah. semakin aku bersusah payah memotongnya, semakin banyak sulur yang merambat menjalari otakku dengan kenangan. sampai sekarang pun masih ada tunas yang aku takutkan akan tumbuh kembali. dan menyeretku jatuh lagi lebih dalam. 
aku ini pelupa yang handal lhoo, ly. sangat handal. aku sudah lupa hari jadi kita. kalau orang-orang lain, aku yakin mereka masih akan mengingatnya. aku juga sudah lupa tanggal ulang tahunmu. maafkan aku untuk semua itu. tapi jika aku masih mengingatnya, kuburan yang sudah aku buat dalam pikiran ini akan kembali menganga. dan aku takut tidak punya cara untuk menutupnya kembali.
rasanya ingin sekali aku menelponmu. menanyakan kabarmu. bertukar cerita dan tertawa seperti dahulu. bukan! aku bukan masih mengharapkanmu. aku tau kamu tak akan pernah bisa memaafkanku.
kamu tau, uly?? aku sudah pernah membeli nomer baru. hanya untuk menelponmu! bayangkan, hanya untuk berlama-lama mendengar suaramu! tapi kenyataannya ingin itu tidak pernah jadi nyata.
aku terlalu takut kamu tak lagi menerimaku, seperti acuhmu melihat namaku di tab mentionmu. untuk menulis username-mu saja aku butuh keberanian segunung, apalagi untuk menelponmu?? tambah tambah dengan semua sikap penolakanmu itu. haaah! bodohnya aku!
aku ingin minta maaf, ly. maaf yang tak pernah sampai kepadamu. maaf yang tertahan di pangkal lidahku. maaf yang mungkin tak akan pernah kau beri.
maafkan aku untuk semuanya. untuk kegengsianku, untuk sifat kanak-kanakku, untuk semua salah yang sudah aku lupa. aku melupakan semua salah itu hanya untuk melupakanmu. proses melupakan yang nyatanya tak pernah berhasil menghapus tuntas semua setiap jengkal ingatan tentang kamu.
aku hanya ingin tahu jawabanmu tentangku. mungkin sudah sangat terlambat, tapi aku tetap ingin tahu.
tertanda,
aku yang masih menyimpan tanya dan maaf  untukmu.
NB: tolong itu skripsinya di garap. di selesaikan. aku sangat ingin saat aku mencari tahu lagi tentang kamu, aku bisa melihat foto kamu memakai toga dengan gagah! salam untuk balikpapan, kota yang menyimpan seribu keindahan.


Oleh --@nalfadj

No comments:

Post a Comment