21 January 2012

Surat Kaleng untuk @HazrulAza



Hei kamu... @HazrulAza



Hei kamu...
Apa kabar? Aku selalu mendo’akan kamu akan baik-baik selalu. (Heii.. aku nulis ini sambil deg-deg’an.. deg-deg’an karna takut kamu marahi.. :) ) Sudah mempersiapkan apa saja untuk harimu hari ini..?? Waa... pasti tetap luar biasa harimu..

Hei kamu...
Setiap aku melihat jaket warna merah, cuma kamu yang bisa ku ingat. Dan sekarang tentang topimu juga. Ahh.. aku rindu topi dan jaket itu. Inget nggak kamu, dulu saat hipotermia menyerangku, dengan sabarnya kamu merawatku, memberikan jaket dan kaos kakimu untuk aku pakai biar aku cepat pulih. Heii.. mungkin dulu kamu tak sadar, sudah ada benih-benih sayangku di sana. Terima kasih yaa..

Hei kamu...
Motor merahmu yang dulu akrab denganku pula, aku rindu. Dan entah sejak kapan, setiap aku berada di manapun, motor yang mirip dengan motormu itu semakin banyak betebaran dimana-mana. Padahal sebelumnya aku yakin tak banyak orang yang punya motor mirip motormu itu. Masih ingat nggak kamu, dengan sabarnya kamu mengajariku naik motor. Sebenarnya alasan kenapa aku nggak pernah berani naik motor sendiri adalah ada trauma besar dalam kepalaku. Takut. Tapi entahlah, ketika kamu yang mengajariku, trauma itu sedikit demi sedikit hilang. Dan sekarang telah sempurna hilang. Kamu hebatt!!! Terima kasih yaa.. :)

Hei kamu...
Berpisah denganmu sebenarnya memberiku ketakutan yang besar. Heii.. kamu ingat kamu pernah bilang kalau kamu ingin memposisikanku di sebelah kirimu? Heii.. Aku selalu mempercayai kata-katamu itu. Entahlah!! Mungkin aku bodoh.. Ya begitulah.. Karena kata-kata yang mungkin aku sendiri menganggapnya sebuah janji, aku takut setiap malam datang, karena setiap tidur dan bermimpi, kamu selalu datang!! Heii.. Mungkin aku sudah gila!! Tapi ya begitulah... Di tambah lagi, aku juga semakin takut setiap pagi datang. Seperti momok besar...

Hei kamu...
Duluuuu sekali, aku pernah bilang aku ingin berjilbab, tapi masih belum berani. Heii.. kamu memarahiku habis-habisan. Katamu, “Mau nunggu apa lagi? Mau menjilbabi hati dulu? Sampai kapan? Kan lebih baik dua-duanya yang dijilbabi besamaan!!” Heii.. Aku sadar dan semakin bulat niatanku untuk berjilbab dan seperti yang kamu lihat sekarang. Tapi bukan berarti karena kamu ya aku berjilbab, tapi karena kata-katamu, semakin bulat tekadku. Terima kasih yaaa...

Hei kamu...
Masih ingat, waktu kita ketemu pertama kali waktu mau masuk kuliah. Eh bukan, waktu mau tes atau apalah dulu itu. Aku datang terburu-buru dan menunggumu, eh ketika kamu dateng, kamu lihat aku pake sepatu tanpa kaos kaki, kamu marah-marah!! Huh.. Padahal itu sepatu cewek pertama yang aku pakai. Yang menurutku meskipun tanpa kaos kaki pun nggak masalah. Tapi setelah itu, setiap memakai sepatu tanpa kaos kaki, aku takut ketemu kamu, aku takut kamu marahi lagi.. Terima kasih yaaa...

Hei kamu...
Kamu ingat, kamu pernah membuatku dan teman kita menunggu selama lebih dari 2 jam, waktu kita bertiga janjian untuk buka bersama? Sudah jelas kita janjian jam 3, tapi kamu dateng jam 5, sudah begitu tanpa dosa sama sekali. Aku tahu kamu hendak mengajak teman perempuanmu. Heii.. Aku cemburu. Tapi mana bisa aku bilang begitu, padahal kamu dan aku hanya sekedar teman. Kamu tahu, sejak saat itu aku marah. Dan malas untuk menyapamu. Iya malas. Rasa cemburuku lebih besar menguasaiku. Dan untuk beberapa semester kita nggak satu kelas. Heii.. Di saat itu aku merasakan, ada sesuatu yang hilang tanpa kamu.

Hei kamu...
Kamu sadar nggak, ternyata di setiap kehidupan tentang cintaku, kamu selalu ada diantaranya. Kamu ingat, ketika aku baru putus cinta dan sama sekali tak berniat untuk move on, tiba-tiba saja kamu masuk dalam duniaku. Aku masih membiarkan aku terbiasa dengan kamu tapi masih menyimpan semua tentang mantan kekasihku. Dan ketika aku memutuskan untuk pergi jauh dari tempat tinggalku, sebenarnya yang paling enggan adalah ketika aku harus berpamitan denganmu. Heii.. pasti aku akan ragu. Dan memang begitu. Pada akhirnya aku membulatkan tekadku untuk tetap berangkat. Yah, meskipun jarak kita sangat jauh, tapi kita saling berkomunikasi. Entah karena apa dulu, kita sempat tak bersapa sesering seperti biasanya, dan saat itu aku terbiasa dengan seorang rekan di sana. Heii.. rasa suka itu mulai ada. Dan lucunya, sebelum sempat aku sakit hati, kamu hadir dengan luar biasa kepadaku. Ternyata rekanku itu sudah mempunyai seseorang yang juga rekanku. Karena kamu sudah ada terlebih dahulu, jadi aku merasa terselamatkan olehmu. Dan lucu, ketika lagi-lagi aku harus berjumpa dengan seseorang di kuliah, sebelum aku sempat sakit hati, kamu tiba-tiba datang. Dan itu tidak hanya sekali dua kali. Heiii.. terima kasih yaa...

Hei kamu..
Bisa tidak ya kalau aku berharap kamu membuka tirai hati kamu. Heii.. Aku sayang lhoo.. Maaf ya kalau aku berbicara seperti ini.. Maaf bangett... Suatu hari kamu pasti mengerti kenapa aku menyayangimu seperti ini. Atau mungkin kamu sudah mengetahuinya..? Hmm...

Hei kamu..  
Aku minta maaf atas kesalahan yang pernah aku buat sebelumnya. Aku berharap semua yang terjadi akan mengembalikan kita seperti dulu. Seperti saat 6 tahun yang lalu saat kita pertama kali kita bertemu.. hehehe.. Maaf yaaa....
Sebenarnya ingin kubunuh getar ini, tapi semakin aku berusaha, semakin aku tak bisa dan bayangmu semakin nyata berada di hadapanku. Heii.. Jangan pernah berhenti berkarya yaa..

Hei kamu ..
Selamat menjalani harimu hari ini..
Semoga indah selalu... :)

.your secret admirer.

No comments:

Post a Comment