21 January 2012

Surat Kaleng untuk @ojepp



Teruntuk @ojepp

Aku sebenarnya tak tau apa kau tau tentang warna kesukaanku. Aku sangat suka dengan warna hijau. Itu udah dari mulai waktu kita SMA. Aku suka warna hijau karena hampir semua tumbuhan daunnya berwarna hijau. Aku juga suka warna hijau karena pohon Natal daunnya juga berwarna hijau—meski sekarang udah ada yang berwarna perak, emas, bahkan putih salju.

Aku sendiri juga tak tau apa warna kesukaanmu. Tapi karena aku memperhatikan warna kaus yang kau sukai itu (merah), aku jadi mulai memakai baju, jaket, kemeja, flat shoes, dan pernak-pernik lainnya yang berwarna merah. Belum tentu juga sih kalau warna kesukaanmu adalah merah. Soalnya kaus-kausmu sendiri kebanyakan berwarna putih.

Merah itu warna yang menyala dan akan terlihat mencolok dari sudut manapun. Dia tak akan pernah bisa menyembunyikan keberaniannya. Dia juga selalu membuat orang-orang yang menyukainya terlihat selangkah lebih berani ketimbang yang lain. Tapi alasanku menyukai merah bukan karena itu.
Aku ingat betul waktu kita mau pergi jalan-jalan ke factory-factory outlet yang di Jalan Dago dan Jalan Riau, kau memakai kaus merah. Dan kau bilang itu salah satu kaus kesukaanmu. Itu kali pertama aku jadi suka warna merah.

Lalu, waktu kau datang ke Medan dan kita terjebak dalam banjir karena hujan saat kita sedang seharian di mall, lalu kita memutuskan untuk singgah ke kantorku dulu untuk meminjam sandal seorang teman, maka sandal yang kupinjam—tanpa sengaja—ternyata berwarna merah. Sandal itu manis. Seperti temanku yang meminjamkannya juga berparas manis.

Dengan sandal itu aku memboncengmu di belakang menyusuri genangan air yang semakin tinggi hingga mencapai lutut orang dewasa. Waktu itu aku terus berdoa supaya sepeda motorku tidak ngadat. Coba bayangkan kalau sepeda motorku tiba-tiba ngadat, tamatlah kita di tengah hujan gerimis dan banjir yang semakin menggenang.

Karena aku harus melawan air genangan yang tinggi itu saat memboncengmu, kadang-kadang sandal merah yang kupakai hampir terlepas dan hanyut dibawa air. Aku benar-benar takut apakah aku bisa membawamu pulang ke rumah tantemu dengan selamat. Aku juga takut kalau tiba-tiba sandal itu putus. Soalnya melawan arus genangan air di atas sepeda motor itu susah…

Kurasa itulah salah satu alasan kuat kenapa aku mulai suka dengan warna merah. Bukannya aku mau menomorduakan warna hijau. Aku akan tetap meletakkan hijau di nomor satu sebagai warna kesukaanku. Tapi aku sendiri bukan pencinta hijau yang terlalu fanatik, sampai-sampai semua aksesoriku dipenuhi warna hijau. Bukan. Warna apa pun itu, asal dia terlihat catchy, maka itu bukan jadi masalahku.

Sejak waktu itu, aku jadi ingin membeli sandal yang berwarna merah. Karena itu mengingatkanku tentang kita berdua yang sedang duduk di atas sepeda motorku untuk berjuang menerjang banjir selutut untuk sampai di rumah. Sekali lagi, aku rasa itulah kenapa aku jadi suka dengan warna merah. Aku jadi punya alasan untuk memakai kaus, kemeja, jaket, pita, dress, flat shoes, bahkan sandal merah.

Meja kerjaku
Jumat 20 Januari 2012, Jam 5 lewat 58 menit

No comments:

Post a Comment