21 January 2012

Surat Kaleng untuk @Jhondut

yang harus kau lupakan

Ditujukan kepada @Jhondut

First of all, aku ingin kamu tahu ini bukan surat cinta.
Cinta sudah tidak ada lagi di hatiku semenjak kau meninggalkanku.
Mungkin waktunya aku menjelaskan, karena pagi ini kau masih saja menghubungiku.
Entah apa yang ada di pikiranmu ketika kau mencoba menelfonku.
Padahal kau tahu akan tidak akan menjawab telfonmu itu.
Aku tak yakin kau peduli keadaanku saat ini.
Entah apa yang ingin kau ketahui dariku sekarang.

Maaf.
Butuh waktu lama untuk bisa bangkit dari rasa sakit yang pernah kau beri.
Asal kau tahu saja, memaafkan dirimu itu sangat mudah.
Tak ada benci sedikitpun di hatiku, karena bila aku membencimu sama saja aku mengakui kalau aku masih mencintaimu.
Memaafkan diriku sendiri itu yang paling sulit.
Memaafkan kebodohanku yang begitu mencintaimu, dulu.
Dan aku mulai ragu, apakah dulu yang kita rasakan itu cinta.
Entahlah…kau sudah tak penting bagiku, begitupun perasaan yang pernah ada.

Tahukah kamu begitu sulit hari-hari yang harus kujalani selepas kepergianmu?
Tentu kau tak mau tahu.
Kau sibuk merajut kisahmu dengan perempuan kesayanganmu itu.
Tahukah kamu apa yang masih mengganjal di hatiku?
Bagaimana mungkin Tuhan masih membiarkanmu dan perempuan itu bahagia?
Bukankah kalian yang membuat aku menderita?
Semakin aku bertanya-tanya semakin aku membiarkan diriku jatuh kembali ke pedihnya masa lalu.

Puji Tuhan,Dia tak membiarkanku terus menangisimu.
Puji Tuhan, aku sudah sampai pada fase di mana aku sangat bersyukur tidak bersamamu lagi.
Aku menyadari mungkin ini cara Tuhan menjadikan aku pribadi yang lebih dewasa, begitupun dengan kau.
Mungkin perempuan kesayanganmu itu bisa membuatmu menjadi laki-laki dewasa, membahagiakan dirimu.

Kumohon, jalanilah hidupmu dengan baik, dekatkanlah dirimu dengan Tuhan, jadilah panutan yang baik bagi putri kecil dari perempuan kesayanganmu itu.
Jangan masuki hidupku lagi, aku sudah menutup buku yang berkisah tentangmu.
Tak perlu kau kirimi aku nanti undangan pernikahanmu, jangan takut, aku tetap akan mendoakanmu.
Aku akan baik-baik saja, jauh lebih baik bahkan dari saat kau terakhir mengenalku.

Dan bila suatu saat nanti Tuhan menginginkan kita bertemu, tolong, tak perlu lah kau sapa aku.
Anggap aku tak pernah ada dalam hidupmu.
Karena sejujurnya, bila bisa kuputar waktu, tak usahlah kita bertemu waktu itu.
Semoga kau mengerti.


Regards,
Yang harus kau lupakan!

No comments:

Post a Comment