21 January 2012

Surat Kaleng untuk @kramput

Pengagum Linimasamu

Dear Ikram Putra (@kramput)
Jangan salahkan aku, kalau membuatmu bingung dengan surat kaleng ini. Soalnya, setiap hari Jumat kami yang ikut #30harimenulissuratcinta harus menulis surat kaleng. Aku sempat bingung akan menulis ke siapa, karena sebenarnya tidak perasaan apapun yang ‘urgent’ untuk kusampaikan ke orang lain secara anonim.

Kenapa akhirnya aku kirim ke kamu? Mungkin karena aku suka kamu. Mungkin suka dalam arti kagum, aku tidak tahu pasti. Yang jelas, aku suka mengikuti linimasamu, melihat komentar cerdasmu, termasuk kecermatanmu yang memerhatikan berbagai typo di akun media massa (hmm, apakah dengan itu aku bisa menyimpulkan betapa cintanya kamu pada bahasa Indonesia). Kalau kamu mau tahu, aku menulis surat ini dengan was-was. Mencoba memerhatikan tanda baca dan ejaan. Walau aku yakin, kamu pasti bisa menemukan kesalahanku dimana-mana.

Kenapa harus surat kaleng? Sebenarnya kita tidak saling mengenal. Aku tahu kamu sebatas dunia kecil seluas 140 karakter. Sementara kamu, kemungkinan sama sekali tidak mengenalku. Jadi kupikir, biar kamu tahu bahwa ada yang tersenyum setiap melihat baris-baris kalimat di lini masamu. Namun siapa itu, tidak menjadi penting, karena toh kamu tidak mengenalku.

Dear Ikram
Aku pertama kali mengenalmu karena seseorang yang kuikuti di twitter, me-RT tweetmu. Saat itu, kamu memberikan komentar soal heboh gugatan lambang Negara di seragam Timnas sepak bola kita. Maaf, aku lupa tweet persismu apa, yang aku ingat kamu berpendapat bahwa gugatan beserta kehebohannya justru menunjukan Undang-undang kita yang salah. Aku yang berlatar belakang keilmuan hukum (ups! Sedikit petunjuk :p), dan sedikit mengenal sepak terjang Bg David, menyetujui ucapanmu. Aku pun otomatis membuka profilmu, dan menemukan kalimat-kalimat menarik di sana.

Lalu aku melihat link blogmu, dan membukanya. Tulisan pertamamu yang  kubacaa adalah setengah penuh setengah kosong. Aku sudah tahu soal filosofis penuh-kosong itu, tapi yang membuatku tertarik adalah komen di bawahnya. Ketika ada yang mempertanyakan majalah gadis yang kaurujuk, jawabanmu membuatku tersenyum. Pantas saja kau cerdas.

Lalu, kamu bicara tentang Twilight Saga, satu film yang bahkan tak habis-habisnya menjadi bahan celaan di 9gag. Tapi kamu tidak hanya berhenti pada suka menonton Twilight Saga. Kamu bahkan membahasnya, memaknainya, dan membuatku, atau mungkin banyak orang lainnya sadar tentang betapa ‘bodohnya’ ketika kita sedang jatuh cinta. Manis, lucu, tapi nyata.

Aku terlambat mengetahui blogmu telah ber-‘hijrah.’Seperti biasa tulisanmu mampu meng-capture kisah-kisah sederhana, dan memberikan pembelajaran-pembelajaran ringan namun bermanfaat.

Dear Ikram,
Terima kasih sudah mewarnai lini masaku. Membuatnya menjadi lebih hidup, menghadirkan tawa, kadang membuatku berpikir keras, kadang juga geregetan.
“How often do you find yourself falling for someone for a wrong reason? And how easy do you fait accompli yourself by defining some awkward feeling as love” –Ikram Putra, 2010-

Mungkin yang aku rasakan ke kamu, bukan keanehan yang kemudian terdefinisikan menjadi cinta. Tapi kalaulah cinta memang universal, aku cinta timelineku dipenuhi oleh Kramput.


20 Januari 2012
Pengagum lini masa Kramput

No comments:

Post a Comment