19 January 2012

BEDA NAMA SATU ARTI

Pada awalnya aku pikir tidak jadi masalah mempunyai keluarga yang tidak utuh. Toh aku punya mami, nenek yang dari kecil menemaniku bermain dan mengajarkanku banyak hal terutama dalam hal berhemat. Tapi memang, sih, kadang mami pergi menemani papi dinas keluar kota untuk beberapa minggu atau beberapa bulan, meninggalkan aku kesepian di rumah dengan tante dan omku yang baik tapi juga sangat sibuk luar biasa.
Ngomong-ngomong tentang mami, beliau baik banget! Kalau aku sakit, mami yang akan dengan telaten ngurus aku sampai sembuh. Setiap pagi, mami jugalah yang antar aku ke sekolah sambil kadang bercerita tentang kehidupannya di masa lalu yang masih sangat kuno. Aku juga kadang ke salon sama mami. Terus kalau aku ada acara seperti nyanyi, ikut lomba, atau apapunlah itu, pasti mami yang selalu setia berada di sampingku.
Tapi saat aku masih di bangku SD, hidupku sempat terasa memusingkan dengan kedatangan seorang mama tiri. Memang sih aku tidak tinggal dengan ayah kandungku. Tapi tetap saja, saat pertama kali bertemu dengan mama tiri, rasanya aneh. Ya mungkin akibat sinetron bodoh yang kebanyakan menggambarkan kalau ibu tiri adalah ibu yang kejam. Eh enak saja, anak tirilah yang harusnya kejam, bukan ibu tiri! Yah, setidaknya dulu begitulah sikapku pada ibu tiriku.
Cuam siapa sangka, sebenarnya ibu tiriku adalah ibu yang baik. Beliau agak lemah karena mudah sakit. Kalau ngomong pun lembut, tipikal perempuan jawa bangetlah. Aku suka menyesal karena dulu tidak begitu bersikap baik padanya. Tapi salah sendiri dia tiba-tiba masuk ke kehidupan keluargaku. Sampai sekarang aku masih menganggap karena dialah pernikahan orangtuaku retak. Dan sekarang, walau kupikir-pikir sebenarnya itu semua bukan seluruhnya salahnya dia, aku hanya berbasa-basi saja kalau bertemu dengannya.
Namun walau begitu, sebenarnya aku sayang juga kok sama dia. Darahnya gak mengalir dalam tubuhku, tapi so what? Kemarin natal dia datang ke rumah dan ya, aku tahu kalau dia dari dulu sampai sekarang tetap sama, tetap baik dan lembut.
Nah, saat berumur belasan tahun, aku mulai berpikir ada yang salah dengan keluargaku yang tidak utuh. Ah, aku rindu mama, pikirku waktu itu. Belasan tahun ditinggal ibu kandung sendiri itu agak nyesek loh kalau diingat-ingat. Mending kalau bisa bertemu dengannya, ini boro-boro, tahu nomor teleponnya pun tidak. Keluargaku dari papa sangat menyembunyikan masalah mama kandung ini. Tapi doaku dari kecil akhirnya dijawab juga. Aku dikasih kesempatan bertemu mama (tanpa sepengetahuan keluarga papa) dan aku bahagia.
Mama adalah sosok yang baik, keibuan, lembut, cantik, dan seorang pekerja keras. Aku menyesal saat dulu aku bertemu dengannya aku malah lebih menghabiskan waktuku dengan handphone. Mama kecewa dengan sikapku itu. Ah, mama. Maafkan aku ya. Kalau ada saat kita bertemu lagi nanti, aku janji gak akan banyak mainan ponsel.
Aku gak tahu lagi harus menulis apa tentang mama. Aku hanya mempunyai sedikit ingatan dan kenangan tentang beliau. Tapi dalam hati aku terus berdoa dan berharap tahun ini atau tahun depan kita akan bertemu lagi.
Jadi, dalam hidupku ada tiga sosok ibu yang luar biasa. Ada mami, mama kandungku, dan mama tiriku. Mereka bertiga mempunyai peran penting dalam hidupku. Mereka semua berperan mencintaiku. Cinta seorang ibu, ya, sampai kapanpun aku haus cinta akan seorang ibu.
Siapapun nama mereka, apapun panggilanku pada mereka, mereka mempunyai arti yang sama untukku. Mereka ibuku.


aku dan mami



mama




mama tiri






Oleh:
Diambil dari: http://mindwiththestory.blogspot.com

1 comment:

  1. halo.. @iybi..
    saya suka sekali membaca surat ini. begitu jujur dan sangat menginspirasi.

    cerita hidup kita mungkin cukup sama. saya sejak kecil pun tinggal bersama nenek. saya tidak tinggal bersama ayah yang menikah lagi saat saya sd. lalu dulu pun saya berpikir jika ibu tiri itu adalah sosok yang kejam, nyatanya setelah dewasa saya bertemu beliau yang ternyata sangat baik sekali dan saya pun mencintainya seperti ibu sendiri. ternyata apa yang ditunjukkan oleh sinetron/film itu memang tidak benar, tidak melulu ibu tiri adalah sosok yang kejam.

    saya senang pada akhirnya kamu bisa bertemu lagi dengan ibu kandungmu. semoga saja nanti pun saya begitu, saya sangat menantikan beliau lagi hingga saat ini, sudah lebih dari 15 tahun kami terpisah tanpa jelas di mana keberadaannya.


    siapa pun mereka, nenek, ibu, ibu tiri. apapun panggilan untuk mereka. mereka sama, mereka adalah ibu kita. benar?

    dan saya kini berpikir bahwa tidak masalah memiliki keluarga yang tidak utuh.

    lain kali jika kamu bertemu lagi dengan ibumu, jangan sia-siakan setiap detik bersamanya.

    dan sampaikan salamku untuk mereka. untuk ibumu, ibu tirimu, dan nenekmu.


    salam
    penuh kehangatan

    -@tuannico si pengantar surat-

    ReplyDelete