19 January 2012

Senyum Yang Kembali Bernyawa

Dear kamu yang selalu menjadi matahariku,

Sejak awal bertemu, aku tak pernah berpikir jika kau akan menjadi sepenting sekarang ini dalam perjalanan hidupku. Mungkin dalam buku tentang kisah hidupku ku jalani dari bab ke bab, namamu, kisahmu, kisah kita, akan tertulis lebih banyak. Aku berharap kamu bukan hanya sekedar menghiasi lembaran-lembaran kisah hidupku. Aku berharap di akhir buku itu, masih ada namamu, masih ada kisahmu, masih ada kamu yang selalu setia menemaniku. Layaknya sebuah kalimat perlu titik, aku juga butuh kamu menjadi akhir dari kisah kehidupanku.

Pagi berganti pagi. Malam menjelang, esok tiba lagi. Tiap kali ku lihat sinar hangat sang mentari pagi, aku selalu teringat seseorang penuh kehangatan, yang senyumnya tak pernah sekalipun gagal membuat hatiku luluh tak berdaya, yang setiap ucapan dari bibir mungilnya tak sekalipun pernah buat aku kecewa. Ya, kamu! Taukah kamu akan ketidakberdayaanku saat berada di sampingmu? Entah mengapa. Tapi, apa peduliku? Akan kututkar apapun hanya untuk sekedar mendapat kesempatan luar biasa untuk dapat melihat senyum yang sederhana itu.

Hadirmu ibarat buah tangan waktu, kepada rindu yang patuh menunggu. Ah, mungkin memang aku harus berteman jarak. Bagaimana tidak, karena dengan begitu aku bisa mengerti tentang arti kata rindu. Ya, jarak memang mengajarkan betapa pentingnya tiap detik kesempatan. Aku tau rindu. Dia sering mengingatkan aku padamu, teman yang baik memang. Rindu adalah kobaran api yang menari-nari di sulut sepi. Rindu adalah aku yang dikalahkan oleh ketiadaanmu. Rindu adalah memaklumi kekurangajaran jarak&waktu. Rindu mengajari kita yang bersatu untuk menghargai masa-masa berdua. Kini atau nanti, merindukanmu hanya akan membuat ingatanku di ayun-ayun sepi. Memang, aku merindukanmu yang bahkan kau pun tak tau keberadaanku. Sesederhana itu.

Tanpa saling mengucap namun kita menyimpan rindu penuh harap. Tanpa saling mendekat namun kita merasakan cinta yang datang terlambat. Tanpa saling merangkai kata namun kita saling menyirat makna. Tanpa saling peduli namun kita selalu bertemu dalam mimpi. Tanpa saling mengusik kita bisa merasakan cinta yang tlah lama berbisik. Tanpa saling memperdulikan kita bisa merasakan perasaan saling menginginkan. Tanpa saling mengungkapkan tapi kita bisa merasakan hati yang saling memikirkan. Tanpa saling berjanji kita bisa merasakan keinginan untuk menanti. Tanpa saling melihat kita bisa merasakan hati yang telah terikat. Tanpa saling memiliki kita bisa merasa bahagia. Tanpa saling menunggu kita bisa merasakan cinta yang tak diburu waktu. Tanpa mengeluarkan suara kita bisa merasakan hati yang seirama. Tanpa saling terbuka kita bisa merasakan cinta yang terselip diantara canda tawa. Tanpa saling bertatap muka kita bisa merasakan rindu yang tak seharusnya ada. Tanpa saling bicara kita bisa merasakan hal biasa yang terasa luar biasa.

Aku belajar merasa apa yang mati rasa, atas asa yang menjadi basa dan biasa, tapi tampaknya batinku hilang kuasa. Aku belajar mendengar yang tak mampu ku dengar, semisal debar, muasal getar, apa yang membuat rindu tak lagi sabar. Aku belajar melihat yang kadang tak terlihat, dari isyarat hingga gelagat, mataku mencatat keindahan yang lamat-lamat.

Jujur saja, bagiku menunggu itu membosankan, dan sungguh aku benci untuk melakukan itu. Tapi jika menunggumu adalah hal terbodoh yang aku lakukan, anggap saja aku tidak pandai dalam hal ini. Aku tau, kau tak akan pernah mengerti betapa spesial nya kamu di mataku. Mungkin, caraku memahamimu berbeda dari kebanyakan orang. Jangan salah. Itu caraku menyimpan kenangan dan rindu secara bersamaan dalam sudut-sudut ruang hatimu. Kelak, saat kau mencariku, berbaliklah! Aku masih di sini. Aku tetap di sini. Aku selamanya menunggumu di sini. Aku tak peduli seberapa jauh, ataupun seberapa lama kau pergi, saat kamu kembali, kamu akan selalu menemukanku di sini.
Terima kasih, kamu yang begitu sederhana, yang membuat senyumku kembali bernyawa.

Pengagum rahasiamu,
~ kkebe ~


Oleh:
Diambil dari: http://gabyvallie.blogspot.com

No comments:

Post a Comment