19 January 2012

Ku Cukupkan Rinduku

Di suatu sudut,

Ku buka kotak kecil merah jambu,
Ku ambil secarik kertas di dalamnya.

Andaikan kupenjamkan mataku, Aku masih hafal benar.
Tentang isinya, sudah tentu, itu tentang Kamu, Pangeran.

Pangeran, selalu menganggap dirinya suatu bintang.
Sungguh pantas memang.
Sang Pangeran, layaknya bintang,
untaian katanya selalu indah menerangi.
Dia, Pujangga Hati.

Sering kali, nada-nada dalam tulisang Pangeran,
seakan menyindirku.
Satu yang paling ku ingat,

‘Aku bosan, ketika cinta ini hanya mengulang-ulang kebodohan..’

Kamu benar Pangeran.
Sayangnya, sampai detik ini pun Aku masih bodoh.
Aku yang bodoh,
nyatanya selalu tak bosan, mengulang-ulang cinta.

Terkadang, Pangeran juga bersajak mengenainya.
Dia, Sang Putri.
Rasanya tak perlu Aku jelaskan.
Tentunya sajak pujangga mana pun akan indah, jika tentang Sang Putri.
Semestanya yang selalu ia rindukan.

Di suatu sudut,
Aku bertanya kepada Sang Waktu,
Adakah sebagian dirinya kelak, dapat menyadarkanku?
Adakah suatu Waktu, dapat membuatku lelah,
untuk merindukan Bintang?

Bukan Pangeran yang salah.
Bukan juga hati kecil yang tak pernah pandai berbohong.
Tetapi demi semestamu,
Aku, sekali lagi, siap menanggung rasa sakit itu.
Seperti sajak mu kala itu,

’Tidak semua cinta harus dikatakan, selama Kamu berani menanggung rasa sakitnya..’

Wahai Pujangga,
Kau memang tidak memberiku pilihan.

Maka,
di suatu sudut,

Sayang yang tak terucap, kembali terkubur.

_ Ku Cukupkan Rinduku _



Teruntuk Pangeran, @Raesaka,
dan sebagian tentang Putri, @myARTasya

Salam, @indah_inzz =)


Oleh: @indah_inzz
Diambil dari: http://ceritaapasaja.tumblr.com

No comments:

Post a Comment