19 January 2012

Cinta yang Baik

Kepada Ieda Teddy,

Aku ingin jadi cinta yang baik untukmu. Tak perlu bermewah-mewah, cukup sederhana saja, seperti mengingat senyummu di tiap kilometer yang kulalui, yang pada akhirnya senyum itu yang mengingatkanku untuk pulang. Atau dengan menyelipkan namamu di tiap senyap sepertiga malam, merangkum munajat-munajatku.

Aku ingin jadi cinta yang baik untukmu, sekalipun kutahu kau tak dapat kumiliki. Toh, untuk jadi cinta yang baik tak harus memiliki kan? Kau tahu, apa yang kurasakan ketika rindu yang begitu menderumu menetaskan anak-anak airmata dari butir matamu? Sungguh aku ingin memelukmu, merengkuhmu dengan lengan ringkihku, membelai rambutmu yang masai dengan kasih tak terhingga ku dan lantas berucap, “kekasihmu di sana akan baik-baik saja, doakan saja ia.”

Apakah aku tega melihatmu seperti itu? Sekalipun yang kulihat itu hanya barisan huruf-huruf sendu di linimasa mu. Aku tak tega! Aku cuma ingin hanya lengkung bahagia yang berdiang di gurat bibir, tapi aku bisa apa selain mendoakanmu agar lekas menemukan pelangi untuk digantung kembali di bilah bibir indahmu.
Aku ingin jadi cinta yang baik untukmu. Melihatmu tersenyum sudah merupakan bahagia untukku. Itu saja, aku tidak peduli dengan kata takdir, kau bergaris denganku atau tidak. Sungguh aku tak peduli. Yang kupedulikan hanyalah kebahagianmu, sebabnya aku ingin jadi cinta yang baik untukmu, Ida.

Karena cinta adalah doa, aku mendoakanmu.

Tertanda,

Catur Indrawan


ditulis oleh @caturindra

No comments:

Post a Comment