19 January 2012

Surat Kepada Nobita


Hi, Nobita!

Sedang apa? :D
Ini kebetulan lagi ada #30HariMenulisSuratCinta di Twitter, dan aku pengen ikutan. Dan ini sudah hari ke-5. Dan aku baru nulis surat pertamaku hari ini. Dan itu buat kamu! :))

Masih inget kejadian beberapa minggu yang lalu. Setelah cukup lama ga saling kontak, tiba-tiba kamu BBM dan bilang abis nonton film Bukan Pocong Biasa, terus ada satu adegan yang bikin kamu jadi kangen aku sama Rahmat. *mudah-mudahan bukan karena wajah kita mirip pocong ya XD

Benar kata orang, "Masa muda adalah masa yang tak terlupakan"
Kita; aku, kamu dan Rahmat kenal dari sejak tahun pertama kuliah -2004. Waktu itu kamu masih tomboy, nob! :)) Mainnya sama cowo-cowo mulu. Sampe jadi omongan banyak cewe, karena kamu satu-satunya cewe yang bisa deket sama genk cowo-cowo di kelas waktu itu. :))

Ah, mereka cuma ngiri. Katamu.

Dari semua yang suka main bareng, emang pertemanan kita bertiga yang paling langgeng ya. Meskipun kemudian kita pisah kelas dan sampai akhirnya kamu memutuskan untuk bergabung dengan UKM Kerohanian Islam dan memakai jilbab yang notabene harus menjaga bahkan merubah sikap, kita masih menjadi kita. :)

Hari itu, setelah perbincangan nostalgia kita di BBM, aku menerima reminder di otakku sebelum akhirnya memutuskan untuk membagi cerita masalah terbesarku ke kamu. 

Hey, kamu masih punya teman! Dia sahabatmu.

Maaf, aku lupa punya kamu.

Aku. Mungkin adalah satu-satunya orang yang jarang sekali berbagi cerita ke kalian. Dan kamu tahu itu. Kamu tahu aku. :D

Kamu cuma butuh pendengar. Karena kamu selalu tahu apa yang harus kamu lakukan. Katamu.

Ah, andai saja kita semua masih berkumpul di Surabaya, nob. Kita pasti akan selalu menyempatkan waktu untuk makan malam bareng sepulang kerja, seperti apa yang biasa aku lakukan di sini sekarang bareng teman-teman baruku. :D
Atau mungkin bisa kupendekkan saja jarak antara Jakarta - Banjarmasin? Hahahaha..

Baik-baik di sana, nob. Bahagiain suami. Doa terus biar cepet dapet momongan. Nanti aku mau gendong anakmu dan aku kasih tau macam apa ibunya jaman dulu. :))

Sampai ketemu lagi, Novita Sari. Entah itu kapan.
Dan biarkan aku tetap memanggilmu Nobita. Entah sampai kapan.


Oleh: @udaaay - #30HariMenulisSuratCinta

No comments:

Post a Comment