19 January 2012

Satu Silau dari Beribu Kilau

selamat dini hari, lagi.

saat ini, kak, aku sedang menulis di bawah bulan sabit yang separuh tertutup awan keruh. satu dini kelabu yang lain, aku tenggelam dalam kamu yang berkelebat cepat. ini kelam menyeretku jauh dari riuh. kembali pada tentangmu, kak, yang selalu menyesap segala gegap.

kakak, jika suatu hari langkahmu sempat terhenti di sini, di kota Batu, aku tak ‘kan sampai hati mengharapkan kesediaanmu mengunjungi rinduku. hanya saja kak, tengoklah satu bebukitan yang akan kau temui. ketika lampu- lampu kecil mengerling dari lembah yang jauh, coba imajikan aku; seorang gadis yang sekarat dengan ingatan berkarat. sebab di titik itu kini aku bersurat.


 
dulu di suatu bukit di kotamu, aku pernah menghentikan langkahku. di depan lelampuannya aku menangis. bagiku, mengetahui kemungkinan adamu adalah sebentuk  haru yang akan selalu baru.

kamu, kak, satu silau dari beribu kilau yang kulihat.


No comments:

Post a Comment