19 January 2012

Tuan yang Tidak Boleh Dirindukan (2)

Dear Tuan yang tidak boleh dirindukan..

Cuma jarak sehari, setelah surat senin kemarin, saya (lagi-lagi) rindu.

Ya, ya, ya... Inikan tidak boleh, bahkan kamu saja tidak tahu.
Saat seperti ini, saya jadi teringat kejadian-kejadian lalu, namanya juga kenangan.
Kejadian yang tidak pernah saya hiraukan, tiba-tiba berputar.
Tiba-tiba ingat tempat yang pernah dikunjungi bersama, tiba-tiba ingat kata-kata yang sering diucapkan.
Tiba-tiba baca segala arsip percakapan dunia maya.
Sekarang memang waktunya melangkah masing-masing, berbicara kala ada perlu.
Iya saya tau, dari dulu harusnya beginikan?
Harusnya jangan terlalu larut dalam tawa, karena kehilangan perlahan akan menyisipkan duka.
Saya menyadari dari dulu, tapi ego tetap saja membutakan mata.
Mungkin saya hanya merindukan sosokmu yang membahagiakan, yang membuat saya tertawa hingga mengeluarkan air mata..
Ketawa sampai menangis.
Nanti, pura-pura tidak merasa surat ini buat kamu ya, kalau suatu hari kamu mampir kesini, dan membacanya..
Pura-pura tidak tahu lebih baik, supaya saya bisa mematuhi untuk tidak merindukanmu.

Ah yasudah, saya lega sekarang.


With love,


Philida Thea


oleh: @superluckyphili
diambil dari: http://philiandtheluckytheory.blogspot.com 

No comments:

Post a Comment