28 January 2012

Surat Kaleng untuk @agnasky


Kepada, Kang Agna Sky (@agnasky)
Di Tempat


                Selamat pagi, siang, sore, malam. Kapanpun kamu membaca ini percayalah bahwa saya juga sedang membaca surat ini dengan nada yang berbeda.  Nada penuh kekaguman yang semoga saja tidak akan lebih dari ini. Semoga, amin. Saya ingin sekali diajak serta melihat keindahan Ceremai yang begitu kamu puja dan menetaskan begitu banyak sajak pendek yang...apa ya kata satu level diatas kata indah? Ya, itu sajakmu. Dan surat ini adalah perwakilan dari rasa kecut saya menantang teriknya pesona yang entah darimana bisa saya rasakan.  Saya sedang dalam pencarian itu, pencarian dimanakah mentari yang teriknya bisa saya rasakan menyengat itu.
                Pada setiap angin darat yang tiba-tiba menyisir pasir-pasir hati, saya selalu berterimakasih pada puisi-puisimu yang sedikit banyak memadamkan buih api menjadi embun. Beberapa kali sajakmu mengajarkan betapa indahnya menjadi tabah, walau sering kali saya harus menelan ludah menahan gundah.
                Menjadi malam adalah pilihan saya. Mengagumi dari sudut tergelap yang kamu punya. Menjadi partikel terkecil yang tak kasat mata. Menjadi lampu yang padam kala kamu terlelap. Menjadi gelap adalah pilihan saya. Yang bisa menemuimu hanya ketika kamu memejamkan mata dan menuliskan tentang saya esok hari dengan indahnya kata puisi.  Tidak muluk bukan.
                Puisimu selalu bernada di hati saya. Seringnya dinyanyikan dengan akapela. Lalu perlahan setangkai bunga putih dan kuning akasia akan tumbuh sebatang-sebatang, berangkai-rangkai. Kamu telah membuat indah hari saya, terimakasih. 
                Maklumi saya yang hatinya rawan jatuh akan cinta, yang airmatanya terbuat dari besuta, dan begitu mengharap bahwa dewata itu nyata.  Bagi saya kamu termasuk isi langit. Dengan membaca puisimu berarti membawa saya melambung, mengikat diri dengan angin, menjadi layang-layang yang mengharapkan diri untuk tersangkut dan tinggal di awan. Ah, begitu indah Tuhan menuangkan hirup nafas disetiap kata-katamu.
                Oiya, Kang..maaf bila surat ini harus tanpa nama. Walau sebenarnya saya yang menemukan kamu diantara penyair ternama lainnya tapi, jika memang kamu, saya ingin kamu yang menemukan saya, selain memang begitu peraturan surat ini dibuat oleh Pos Cinta.  Ah, sudah semakin ngawur pembahasan ini.
                Seiring makin membesarnya magma di hati saya dan makin mengawurnya surat ini, lebih baik saya sudahi saja. Selamat menduga-duga siapa saya, maaf untuk surat yang terlalu lancang ini. Terimakasih, dan selamat berkarya. ;-)


Gadis.

No comments:

Post a Comment