28 January 2012

Surat Kaleng untuk @melayely

kepada @melayely

hai kamu
ya kamu yang aku kirimu surat ini, apa kabarmu sekarang? sudah sangat lama sekali kita tidak bertukar cerita ya. aku sudah sama sekali tidak tahu menahu tentang duniamu sekarang. terakhir kali yang aku tahu, aku melihatmu pulang malam beberapa kali. apa kuliahmu sesibuk itu ya? apa organisasimu sesibuk itu? kenapa setiap aku melihatmu di simpang rumahku selalu saat matahari telah terbenam? kenapa setiap aku melihatmu kamu selalu dengan tampang yang kusut dan kelihatannya bete? membuatku tidak punya keberanian untuk sekedar menyapamu. ah mungkin hanya alasanku saja yang tidak takut dengan wajah betemu. bukankah dari dulu juga kamu seperti itu ya kalau sudah badmood? hehe maaf ya kalo aku berpendapat begitu.
oya aku juga sebenarnya pernah beberapa kali bertemu denganmu di pagi hari. pagi yang sangat pagi. kalau aku tidak salah saat itu sedang bulan puasa. saat aku ingin keluar rumah, aku melihatmu lewat di depan rumahku. karena ngerasa itu kamu, aku mempercepat keluar rumah dan mencoba melaluimu dengan motorku, tapi tetap saja aku tidak berani menyapamu. aku hanya berani sedikit menolehkan kepalaku ke arahmu yang sedang berjalan tanpa sanggup untuk berhenti. sebenarnya bukan hanya karena aku takut untuk menyapamu, tapi memang kebetulan aku sedang terburu-buru mengejar kuliahku saat itu. ya kamu tau sendiri kan kuliahku tipe kuliah yang tidak mentolerir keterlambatan. seperti saat dulu kita ngebut berdua saat masih bersama. ah masa lalu itu memang indah namun sungguh aku sesali semuanya harus berakhir dalam kondisi yang sangat tidak enak bahkan sampai sekarang.
sebenarnya ada satu hal yang aku inginkan. aku ingin hubungan kita bisa sebaik dulu. tunggu jangan kamu berpikiran kalau aku berharap kita pacaran lagi, aku sama sekali tidak berharap banyak untuk itu. aku hanya ingin kita punya hubungan yang baik, hubungan sebagai abang dan adiknya yang bisa bertukar cerita. bukan seperti sekarang, hubungan bagaikan musuh. sebenarnya hanya itu yang ingin aku sampaikan, maaf kalau aku tidak bisa menyampaikannya langsung padamu. seperti yang sudah berulang kali aku katakan tadi, aku terlalu takut untuk sekedar menyapamu.

No comments:

Post a Comment