Entah bagaimana ini bisa sampai  padamu. Yang jelas, cukup lama juga kamu bertahan dan menggelayut di  sela-sela hidupku yang terus berjalan. Di halaman-halaman yang tak  pernah kupikirkan namamu akan hadir. Serta di sela-sela yang mana memang  dengan segenap tenaga aku menginginkamu berada di dalamnya. Cukup lama.
Kadang kamu hadir begitu saja. Saat aku tak lagi  mengingat cara mengeja namamu dengan benar. Ada masa-masa kamu  seakan-akan melompat dari layar komputerku. Menghantarkan sosok yang tak  bisa hilang dari benakku walau aku tak lagi berusaha mengingatnya. Ada  masa-masa aku pun kadang ingin menyusut masuk ke dalam speaker telepon,  menyublim dalam udara yang menghantarkan suaraku ke telingamu. Kemudian  mengada di hadapanmu. Ada masa-masa, aku mengalahkan jarak, mencari-cari  alasan, hanya untuk sekedar menghilangkan entah apa yang menyesakanku. 
Ada masa-masa aku merindukanmu. Ada pula masa-masa aku merindukan hari-hari tanpa merindukanmu. Masa-masa itu pernah ada. 
Semesta  punya cara sendiri untuk ikut campur dalam hidup kita. Aku telah  membutuskan menyimpanmu di sela-sela buku harian yang ku simpan  baik-baik dalam peti yang ku kunci rapat-rapat. Entah bagaimana, kamu  tiba-tiba hadir menyapaku. Semesta mengantarkanmu kembali. Memaksamu  keluar dari sela-sela hidup yang kusimpan rapat. Kusimpan. Bukan  kulupakan. Tidak akan kulupakan. Karena kamu terlalu mengesalkan untuk  dilupakan. 
Kamu datang membawa kelegaan. Atas kehidupan yang  telah sama-sama mengalir. Bersama hati dan hati yang memilih kita. Kamu  akan menjadi bagian terlucu yang ada dalam kehidupanku. Warna tegas yang  memberi cerita dalam pelangi yang membuat hidupku begitu terasa  sempurna. Kamu memang utusan semesta yang selalu berjalan dengan caranya  sendiri. 
Semesta selalu tahu waktu yang tepat untuk  mengirimmu kembali padaku. Walau hanya untuk sekedar sapa. Untuk  tawa-tawa yang selalu hadir beserta rasa kesal karena kamu memang  mengesalkan. Untuk senyum simpul karena ada hal-hal yang dengan tepat  kamu terka.
Kini, kamu membaca ini. Dan kita akan melaju pada  kapal kita masing-masing. Yang akan saling menyapa bila semesta  mempertemukan kita. 
Melajulah, 
Karena kita tak tahu, kapan ini akan berujung.
Sahabatmu yang baik,
Aku
No comments:
Post a Comment