28 January 2012

Surat Kaleng untuk @qoriadi47

Kepada @qoriadi47 yang sebenernya bukan manusia beneran...


Hai hai Drakuli C:

Kaget nggak terima surat cinta? Kaget dong ih. Masa nggak kaget, kan nggak ada yang mau ngirimin kamu surat, apalagi surat cinta :p Tapi dibaca dulu ya sampai akhir, baru kamu bereaksi...terserah deh mau bereaksi apa.

Kalo kamu tanya kenapa aku ngirimin surat ini buat kamu, jawaban klisenya sih karena aku sayang sama kamu. Tapi ada tambahannya. Momennya pas: pas ada proyek ini, pas lagi persiapan menuju hari yang dirayakan seisi dunia sebagai harinya cinta (walaupun mungkin kita nggak ikutan sebenarnya), pas aku lagi mood nulis, pas kemarin habis diinspirasi sama penggombal-penggombal nggilani itu, nah, kirimin aja surat cinta sekalian. Lagian, masa Mas Yang-Ultah-Bareng-Aku aja dapat surat dari aku, kamu nggak dapet, kayanya nggak adil banget kan. Ya sudah. Mungkin kamu mikirnya, kenapa surat kaleng? Kenapa nggak surat regular aja? Karena menurutku, bakal wagu kalau aku ngetweet ngirimin surat cinta buat kamu. Kenapa nggak tak email sendiri? Nggak romantis lah. Atau mau, tak kirimin surat terbuka biar ada sensasi dikit? Ah, aku yang nggak mau. Bikin sensasi juga milih-milih :p

Sampe sekarang aku masih suka mikirin awal-awalnya kita deket. Jadi ceritanya kan di suatu sore yang nggak begitu cerah tapi ngga hujan, kita ketemu di suatu ruangan. Kamu telat dan aku duduk paling belakang, jadilah kita duduk sebelahan. Terus kita ngobrol. Terus karena itu bertepatan dengan hari ulang tahunmu, maka aku bercanda minta ditraktir. Padahal sebelumnya kita nggak kenal secara personal, cuma kenal sepintas lalu gara-gara hal yang nggak banget : jabatan(mu). Pas kita ngobrol aja itu baru keempat kalinya kita ngobrol. Yang pertama di kantin, ngomongin urusan yang (lagi-lagi) berkaitan dengan jabatan(mu). Yang kedua di fotokopian (well, kamu beli jus sih, aku yang di fotokopian), ngebahas sms dari seniorku (juniormu) yang nggak penting. Yang ketiga di kampus, gara-gara kamu tetua dari kepanitiaan yang aku ikutin. Eh aku dengan nistanya minta ditraktir. Doeeeeng banget. Terus malemnya aku nanya sesuatu lewat sms, sms yang tak kirim ke beberapa orang di organisasimu, etapi cuma kamu yang bales jeng jeng jeng ada apa ini ada apa ini. Terus kita smsan, dengan topik : ayo-dong-traktir-aku-nonton-film-itu. Akhirnya setelah beberapa hari menerormu, aku nyerah. Terus pas aku nyerah, ehkamuuuuu, si rese berkepala batu, malah ngajakin aku nonton. Horeeeeeeeee aku menang dan ditraktir nonton akhirnya hahahah. Dan aku yakin seyakin-yakinnya bahwa kamu enggak nyesel. Iya kan betul kan betul kan?? PASTI betul :D

Dari kita nonton itu, muncullah nickname untukmu : Drakuli. Eh aslinya aku bilang kanmu mirip Drakula kan sebelum kita nonton, terus kamu bilang (dengan sangat lugas dan polosnya sampe aku ngakak), "Drakuli kali, kan aku item kaya kuli..". Hahahhaha itu bego banget sumpah hahahha. Tapi nggak apa-apa deh...lucuuu. Beberapa hari kemudian kamu tiba-tiba bilang kalau aku belum punya nama panggilan. Kamu nanya, "Vamp aja gimana?". Aku bilang, "Ishhhhh jelekkk." Terus kamu ga bahas lagi. Sampe tetiba kamu memanggil aku Vamp beneran. Gubrak. Batu, batu. Nggak kaget deh.

Kamu masih inget nggak sih aku bilang aku jengah diperhatiin? Inget kan pasti? Itu awalnya karena bawelmu yang ngelebihin emak-emak. Baweeeellll banget. Aku juga bawel sih, tapi kan aku cewekkkk, kamu kan bukan cewek. Ini nggak boleh, itu nggak boleh, harus ini, harus itu, dan saya dengan cuek menentang semuanya. Tapi kamu - yang emang dasar batu - cuek aja. Sama-sama nyuekin tapi sama-sama jalan terus. Hidup kepala batu deh! Hip hip hura. Sekarang tanggung jawab! Aku nggak jengah lagi diperhatiin atau dibawelin. Salahmu!

Udahan ah nostalgilanya, geli aku hahahahahaha absurd banget sih kita hahahaha. Yang jelas aku mau bilang terima kasih sama kamu buat semuanya. Makasih udah ditraktir nonton, dan makasih udah ngasih aku kesempatan buat nraktir kamu kopi 3x (aku tauuu kamu pasti sebellll sama aku sebenernya hahaha). Makasih udah ditemenin buat laporan siang-siang sambil ngopinya. Makasih buat curhat random sambil ngopinya. Makasih buat cerita-cerita seram yang dibagi sambil ngopinya (yaowoh ngopi mulu kita yakkk perasaan). Makasih buat curhat akhir tahun yang sukses membongkar cerita lamaku sampai aku nangis dan nggak pulang-pulang padahal udah malem (untung aku nggak dimarahin Mama!). Makasih buat semua kesabarannya ngadepin celotehan aku yang nggak abis-abis, dengan segala keluhanku, dengan segala ketidakberesan pada otakku, dengan segala kelugasanku dalam cerita. Makasih untuk segala saran yang pernah kamu kasih ke aku sebelum kita temenan (karena sebelumnya kamu pun udah banyak kasih saran ke aku gara-gara jabatanmu itu). Makasih karena sudah mengembalikan kesempatan untuk berbicara dan menulis bahasa Inggris, karena di sini aku nggak ketemu temen untuk melakukan itu selain kamu. Makasih karena enggak keberatan aku nyeluk kamu "kamu" atau "Drakuli" sesukaku padahal kamu jauuuuhhhhhh lebih tua daripada aku dan kita orang Jawa hihihi. Makasih untuk semangat yang kamu kasih ke aku pas aku down. Makasih untuk rahasia-rahasia yang kamu bagikan ke aku, padahal kita baru kenal. Makasih untuk kebiasan baik minum-air-putih-setidaknya-seliter-sehari yang kamu berhasil terapkan (dengan paksa) ke aku. Makasih untuk semua "NGGAK BOLEH :@"-mu yang selalu kutentang di tempat. Makasih untuk banyak pelajaran kecil lainnya. Ah kan kan kan masa aku terharu sendiri kan sambil nulis. *nutupin muka, maluuuuuu*

Aku janji deh aku bakal jadi anak baik setelah ini. Minum air putih banyak tanpa perlu kamu omelin. Nggak bertingkah terlalu-jauh-dari-cewek-normal seperti yang selalu kamu protes dari aku. Nggak hujan-hujanan kalau memang nggak harus kena hujan. Nggak minum air es atau makan es krim kalau lagi dingin cuacanya. Aku bakal berusaha ngurangin level kebatuanku, berusaha nggak emosian, dan berusaha nggak terlalu sering salah-omong-dan-menghancurkan-mood-kamu lagi. Aku janji bakal berpikir 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ... n kali sebelum bertindak untuk ngurangin kemungkinan timbulnya masalah setelah itu. Aku juga bakal berusaha ngurangin derajat keisenganku deh sama kamu. Aku juga bakal punya pacar, janji! (tapi nggak tau kapan ya :p)

Oh iya, sekalian. Aku mau minta maaf buat keisenganku yang selalu bikin kamu ngambek dan diemin aku, terutama soal Puma. Aku enggak maksud, sumpah sumpah banget nggak maksud kaya gitu dan aku bener-bener nggak enak sama kamu setelahnya. Nyesellllll banget rasanya. Maaf ya :(

Terus kamu. Jaga kesehatan. Jangan suka ngelarang-larang aku ngelakuin hal yang kamu sendiri lakuin (contoh: males makan, hujan-hujanan, begadang). Sayang tuh sama dirimu sendiri, kalau bukan kamu yang sayang terus siapa lagi? Jangan jadi batu (mantullllll hahahaha). Jangan suka nyalahin dirimu sendiri untuk hal yang nggak sepenuhnya salahmu. Jangan suka mikirin hal-hal yang nggak sebenarnya di luar kendalimu. Buruan kelarin tujuh-huruf-nya supaya bisa ngelarin urusan yang nun-jauh-di-mato itu. Sumpah nggak bohong aku selalu berdoa supaya kamu nggak sampai ngalamin hal yng dialamin sama tokoh utama Negeri 5 Menara. Mungkin yang dia alamin akhirnya manis, tapi pasti sakitttt banget pas awalnya, dan aku nggak mau kamu sampai sakit kaya gitu. Jadi semangat yaa :D

Tetep keren, tetep jadi salah satu orang yang bisa aku kagumin, dan tetep jadi masku yang sayang sama aku.


Love always,
your Vamp

P.S.
I made a research and now I know that the origin of vampire is from Europe. The oldest script was come from Germany, so I was "Made in Germany", NOT "Made in China". Dracula is actually a part of vampire too, but you were right, the term "dracula" came from Romania, so congratulation, you were "Made in Romania".

Don't forget that I owe you Toko Oen's ice cream and Negeri 5 Menara film ticket. You still owe me Coffee Toffee's too!

I dare you to send her one of a kind. If you don't know her twitter account, send it to her email! Love letter is one of my favorite traditional way to express love.



There's no one else I would rather go out with.
- Coyotes, Jason Mraz

No comments:

Post a Comment