21 January 2012

Surat Kaleng untuk @MuhammadNahar

....
(15 menit kemudian)
....
dor.

Ah grogi. Aku memang tidak ahli memilih kata sapaan. Awalan surat kalau bukan hal inti, justru cuma basa basi, dan kata yang mas baca ini hasil menyerahnya aku dengan sastra. Tapi tunggu, jangan terburu menutup tab browser dulu. Kali ini aku memaksa agar mas baca kalimatku sampai akhir.
Kabar baik, mas? Ini bukan sekedar bahasa basi. Aku sungguh bertanya karena aku ingin tahu. Apa kabar, mas? Lagi sibuk apa? Masih suka jamul goleng?

Maaf sudah membuat bingung. Maaf juga sudah menyeret nyeret  nama akun mu untuk proyek surat surat ini, dan ini adalah surat kaleng pertamaku. Pada dasarnya mas harus bingung siapa sebenarnya yang menulis ini, bukan heran kenapa aku menulis ini. Salahkan keisenganku :p

Setelah ini apa yang aku tulis akan nyampur. Pilah sendiri mana yang ngaco dan mana yang ngaco banget. :p
FYI aja sih, dari semua yang pernah aku tulis, rasanya cuma ini surat kaleng yang betul-betul sampai ke penerimanya. Sebenernya mau aja aku betulan bikin surat yang dimasukin kaleng terus dilempar ke depan komputermu... tapi kan jauh. Iya kan, kita udah jauh beneran sekarang. Aku ga manja lagi dong, udah berani merantau sendiri. Walau tidur juga masih sama uti. Yang jelas ini bukan surat kaleng dari pengagum rahasia. Aku kan memang sudah terang terangan kagum sama kamu.

Aku mendadak ingat mas karena ringtone yang astagfirullah kenceng sekali waktu itu di dalem angkot. Ringtone apa coba, tebak. Karena si ibu agak kebingungan nyari hapenya di dalam tas yang nyampur sama belanjaan itu, seisi angkot jadi bisa denger lagunya sampai reff.
Kutahu mawar tak seindah dirimu, awan tak seteduh tatapanmu
Tetapi kau tahu yang kutunggu hanyalah senyumanmu 
Selera si ibu oke juga, kecuali dia lagi minjem hape anaknya.
Selamat deh mas, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, setiap kali aku denger lagu itu mungkin akan inget kamu.

Alasan lain, aku ingin nebeng bilang terima kasih disini. Terima kasih sudah pernah membuatku tersipu. Terima kasih sudah pernah membuatku gugup tiap berpapasan denganmu. Juga yang paling penting, terima kasih sudah membantuku dewasa dan tahu apa yang aku perlu. Sebetulnya aku juga mau numpang diem diem tanya disini, ssts.. yang mana mbak iparku? Kenalian kapan-kapan. Biar ga ada cemburu yang ga perlu.

....
(15 menit kemudian)
.... tik tuk tik tuk

Kalau diakhiri disini jadi garing ga ya. Sebelum ngacoku berkembang biak, baiklah kita akhiri saja. Mana tadi tutup kalengnya, tolong disimpan baik-baik suratnya. Terima kasih sudah membaca.. :)

No comments:

Post a Comment