19 January 2012

Sebagai Arief

 Dear Arief Muhammad, ( @poconggg )

Saat menulis surat ini, aku membayangkan ribuan bahkan jutaan jemari lainnya sedang menulis surat cinta untuk orang yang sama, untukmu. Aku tak tahu seberapa besar atau seberapa kecil, kemungkinan kamu akan membaca suratku, yang kemungkinan besar 'terserak' di antara ribuan surat lainnya, yang disampaikan oleh para tukang pos untukmu. Kamu adalah sosok yang selama ini tidak saja 'menghantui,' namun juga menjadi influencer  bagi banyak orang. Aku membayangkan, hari ini TL mu akan dipenuhi mention dari para tukang pos yang mengantarkan surat cinta untukmu. Maka aku pasti harus bersaing mati-matian, sekedar agar kamu sudi untuk membaca surat ini.

Dear Arief,
Aku memang bukanlah follower sejatimu. Aku tidak termasuk di antara mereka yang datang ke mall, membawa selembar kertas bertuliskan akun twitter, dan melakukan apa yang kamu minta. Aku hadir sebagai follower mu, bahkan masih baru, ketika kamu tak lagi anonim. Ketika kamu hadir tidak sebagai poconggg, tapi sebagai Arief Muhammad.

Dear Arief,
Malam itu tak biasanya aku pulang ke rumah sebelum larut. Aku menonton televisi, dan tak sengaja menyaksikan sebuah tayangan, yg kini tak pernah kutonton lagi sejak kamu tak disitu. Saat itulah aku melihatmu.

Rambutmu yang keriting lucu, sikapmu yang terlihat masih sedikit canggung. Kontras dengan matamu yang begitu tajam, dan suaramu yang mengeluarkan kalimat-kalimat menusuk, membuat bintang tamumu tak sanggup berbicara, dan membuatku, serta mungkin jutaan penonton lainnya, nyengir, istighfar, dan kemudian tertawa.
Dear Arief,
Saat itu aku jatuh cinta. Aku yang jarang memfollow selebtweet, langsung membuka profilmu di twitter, dan meng-klik follow. Sejak itu, aku melakukan berbagai upa daya, agar setidaknya kamu tahu aku ada. Berkali aku me-mention mu, berharap sekedar berbuah reply. Namun rupanya, jatuh cintaku hanya boleh bertepuk sebelah tangan.

Tapi surat ini surat cinta. Aku tak hendak mengobral patah hatiku. Karena hingga kini, aku masih setia menyimpan seraut wajah dengan mata tajam dan senyum datar. Meski rasaku, mungkin hanya bisa kusalurkan dalam bentuk doa dan harapan. Agar kamu, selalu bahagia, dan meraih kesuksesan.



17 Januari 2012

Untukmu, Arief Muhammad,



-Aku yang ingin mengenalmu sebagai Arief-

Ps: semangat skripsinya ya :) (maaf klise)
oh iya, aku juga baca buku, dan nonton film poconggg juga pocong. Ditunggu karya-karya selanjutnya.
ditulis oleh @dnaynisaa untuk @poconggg

No comments:

Post a Comment