18 January 2012

Candu Djenar Maesa Ayu!

Sudah setahun belakangan ini saya gila karena hasil karyanya. Ada sesuatu yang magis di tiap tulisan. Baik secara permainan kata atau makna di balik cerita. Tidak peduli ia perempuan, yang pasti saya jatuh cinta. Tapi bukan berarti orientasi seksual saya dipertanyakan.

Belum terlambat mata ini membaca karya-karyanya. Saya terus lakukan perburuan agar cerita-ceritanya lengkap di tangan. Mulai dari buku hingga potongan artikel di koran. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya juga saya lakoni. Mau buku baru atau buku bekas, saya tidak masalah. Terpenting adalah saya membaca dan menjaganya di rak buku. Cukup pelit untuk meminjamkan koleksi buku dari penulis yang satu itu.

1 Perempuan 14 Laki-laki adalah buku pertama yang saya miliki. Itupun karena ada dosen kampus yang menulis bersamanya, Robertus Robet. Berhubung saya dosen tersebut adalah idola dalam urusan berfilsafat, tanpa ragu memboyongnya ke kasir. Situasi berubah saat membaca di rumah. Tingkat idola saya pada penulis melebihi dari dosen sendiri. Dari sanalah perburuan terus berlanjut pada Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek dan Jangan Main-Main (dengan kelaminmu). Sempat pusing mencari buku Mereka Bilang Saya Monyet karena tidak ada di beberapa toko buku yang saya hampiri. Sampai akhirnya bertemu tanggal 18 Agustus 2011, seseorang memberi hadiah buku dengan cover dominasi warna hijau tersebut di hari ulang tahun. Astaga! Senangnya membuat saya ingin adakan balada sirkus saat itu juga agar bisa jumpalitan sana-sini. Hahaha.

Pelacakan terus berlanjut sampai akhirnya tau ada novel Nayla. Tanpa ba-bi-bu, saya terus mencari buku tersebut via online ataupun hampiri banyak toko buku. Sayangnya novel tersebut masih belum terlihat dan miliki. Karena itu, Mbak Djenar yang baik, mau berbaik hati cetak ulang novel Nayla tidak? Kalau bisa khusus untuk saya. Hehehe.

Dua bulan magang di PedomanNews dari Fadjroel Rahman juga terang-terangan saya katakan tentang kecintaan pada Djenar Maesa Ayu dan tulisan-tulisannya. Karena tidak sengaja tau kalau Bapak Bos akrab dengan Mbak Idola. Berharap suatu saat diberi liputan yang berkaitan dengan idola. Sayangnya tidak ada liputan tentangnya sampai magang selesai. Yowes.

Nah, 27 Januari ini buku terbarunya akan hadir di toko buku. Saya rela nongkrong depan Gramedia dari pagi agar jadi pembeli pertama begitu pintunya dibuka. Menjadikannya candu yang lebih manis dari madu memang membuat batin beradu walau sesekali sendu.

Saya pun sudah yakin mengenai rancangan skripsi akan mengkaji tulisan-tulisannya secara Sosiologi Gender. Moga Mbak Djenar nggak keberatan dan mau membantu total. Saya mau, deh, temenin Mbak ngebir, tapi saya minum es susu saja. Hahaha.

Salam peluk, Ayas. Boleh jadi Djenar Maesa Ay(as)u nggak? Hehehe. :p





Oleh --@nisitayas untuk @djenarmaesaayu

diambil dari http://kucingayas.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment