18 January 2012

Wanita Ditengah Genangan Danur

Untuk @risa_saraswati yang berdiri ditengah genangan danur.

Rasanya sadar terlalu dini untuk menapaki jalan ketidaksadaran. Tidak ada yang ingin memilih jika pilihan hanya beban, selalu datang bagai peluru, luruh pada titik sasaran. Sisi abnormal menjadi satu dalam batasan normal. Yakin akan kepercayaan namun itu adalah perbedaan yang harus diterima.

Disaat tembok berbicara dan pohon berjalan, nyata menemani derap langkah anak manusia. Tak ada yang menduga untuk berada dalam dua dunia. Dari ada hingga tiada yang dilihat dari sepasang mata. Hanya karunia berbuah ceria bagai ruang kosong yang tak pernah sepi penuh dengan khalayak surga maupun neraka. Sisanya adalah kehampaan antara benar dan tidaknya.

Belia, kecil belum termakan usia mampu merengkuh sosok-sosok manusia berbeda dari warna hingga pesona. Kekaguman bagai sinar bulan terangi gelap kuberikan untukmu dan duniamu. Ingin kulukiskan duniamu bagai starry night dan dirimu adalah monalisa disanjung itu. Tak terkalahkan, kata adalah tinta yang tajam, menusuk ke segala arah namun juga memperindah segala sisi. Aku hanya mampu berbuat demikian. Cinta akan dunia yang tersembunyi dibalik jeruji duniamu, diantara onggokan belulang manusia tanpa kepala.
Tercengang dengan ibamu menutupi kalut dan takut. Takjub melihat rasamu  melebihi terhadap manusia yang bisa diraba. Perjuangan menutupi penciuman akan danur-danur yang berceceran bagai perang tiada akhir, damai hanya semu. Pencarian titik keseimbangan yang panjang, ditempa dengan proses tak berujung hantarkan kau hingga gemilang.

Bersenandunglah wahai wanita dua dunia, nyanyikanlah dengan kurnia. Kau tak akan sia-sia. Mereka selalu setia disisi rahasia.








Oleh -- untuk @risa_saraswati


diambil dari http://kohachong.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment