18 January 2012

Halo Kawahluka


Dear Adimas Immanuel…
Halo Kak Dim!!! Halo kawahluka!!!
Dari sekian banyak akun twitter keren, akun twittermu yang pertama kali membuatku jatuh cinta! Sungguh loh! Aku suka caramu merangkai kata-kata menjadi sebuah rima. Membuayku merinding hebat setiap membacanya. Aku suka semua tulisanmu, pada blog ataupun twitter.
Belakangan aku tahu Kak Dim kuliah ekonomi kan? Bukan sastra? Dan kemudian belakangan juga aku tahu, Ayahmu adalah seorang pemain kata juga, betul? Pantas saja, pikirku. Buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
Aku juga sering cengar-cengir setiap membaca tweetmu yang disinyalir mau bikin banyak orang nyinyir. Aku enggak loh! *asek* Aku sering kagum atas semua permainan katamu. Bagaimana kamu merangkai kata menjadi sebuah rima! Tidak habis pikir!
Kak Dim…
Aku sangat suka tulisan suratmu untuk Kak Loli. Bagaimana semua dimulai, bagian tengah, lalu ditutup dengan sangat menyentuh. Aku sesaat sangat ingin bisa menyelami pikiranmu dan menemukan apa saja yang ada di otak seorang anak ekonomi tentang sastra.
Aku duduk mematung saat membaca puisimu untuk seorang temanmu yang telah kembali pada Yang Maha Kuasa. Aku berdecak kagum. Aku ingin sekali saat satu hari nanti aku pergi, ada yang menuliskan puisi seindah itu untukku. Memang bukan untukku baca, setidaknya ada yang masih ingat bahwa tubuh ini pernah menapaki bumi bulat ini.
Lantas beranjak pada surat untuk Ayahmu. Merinding, tak dapat berkata, dan kusadari ada setitik bening menggum[al pada kedua ujung mataku. Kedua orangtuaku telah berpisah sejak lama, tapi tenang, aku tidak lantas membenci Ayahku. Hanya saja cintamu untuk Ayahmu masih jauh lebih besar disbanding milikku.
Aku suka kalimat yang satu ini,
“Memang, akhir-akhir ini kita jarang bertukar cerita, tapi aku tahu, di dalam hatimu, kau tetap mendoakanku seperti biasa, dan seperti kau tahu, aku tetap membanggakanmu tanpa jeda.”
Yang satu ini juga,
“Terakhir namun terpenting, tetap sayangi ibu seperti biasa sampai kapanpun, setegas sumpah yang kau ucap di hari pernikahanmu.”
Dan yang satu ini,
“Tiup lilin harapanmu, dan biar Tuhan yang mengabulkannya melalui hidupku.”
Setiap kali membaca tweet dan blogmu, aku seperti sedang mendengarkan lagu All I Am dari Heatwave, rasanya ingin berlari memutari bumi, lalu memeluknya, dan kembali berlari. Ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan.
Kak Dim…
Aku juga suka sekali bagaimana kamu membahas Pinkan Mambo *ups!* Nikita Willy *ups!*
Kak Dim…
Terimakasih telah berbagi lewat tulisanmu. Terimakasih telah membalas beberapa tweetku yang berakhir pada tab @nisfp’s favorite. Terimakasih telah memberi pelajaran-pelajar yang kecil, namun menyentak.
Dan, Kak Dim…
Terimakasih telah memberikanku pelajaran untuk bagaimana memandang satu masalah dari sisi yang lain, dari cara pandang yang lebih baik. Terimakasih Kak Adimas Immanuel.
“I say something, then we’re still nothing. I play with the rain, You’d rather play the words.”

Tertanda,
Annisa Fitrianda Putri,
Penikmat kalimatmu, kesedihan, kebahagiaan, dan pelajaran pada setiap tulisanmu.
Salam Kawahlukadotblogspot! :p

Catatan kaki: Ada kiranya kau baca, resapi, dan....yukk temenan! *ditendang*




Oleh --

diambil dari http://wordsroom.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment