18 January 2012

Surat Nomor Empat: Gombalan Insomnia


Bandung, 17 Januari 2012
Dear kamu,

@adimasimmanuel : selebtwit yang ikut-ikutan jadi ‘seleb’ di hati saya. *tsaelah

Emm..halo..
Eh, hai…
Hola..
Hahaha sumpah, saya paling gak kompeten dalam hal sapa-menyapa-siapa-yang-disapa-sama-siapa-yang-menyapa, jadi maaf-maaf jika ada salah kata sapaan di surat saya ini. :D
Well, okay. Berhubung ini surat yang tentunya komunikasi satu arah, saya duluan yang mau memperkenalkan diri. Mungkin nanti bisa gantian, kamu yang kenalan sama saya. Itu juga kalo surat ini kamu balas. Ya kalo nggak ya gimana lagi, gak jadi deh kenalannya. *emotikon sedih*
Oke, fokus. Saya kebetulan punya nama, dan nama saya Indri. 20 f bdg kalo versi MIRCnya. Hehehe.. Saya sebetulnya asli Bogor tapi sedang kuliah di Bandung. Sudah semester tua, semester 8. Tinggal tunggu internship akhir bulan ini, lalu buat skripsi dan (hopefully) November tahun ini saya lulus kuliah (amiin).
Ngomong-ngomong masalah kuliah, kamu juga masih kuliah atau sudah duda beranak tiga? Soalnya kalau boleh jujur, saya mah gak tau umur kamu. Yang saya tau, katanya twitter, kamu itu di Semarang. Sama kayak saya, di Indonesia. *yaiyalah*
Terus, saya juga bingung mau panggil kamu apa. Adi? Dimas? Adim? Adimas? Imman? Nuel? Manu? Kamu biasa dipanggil apa? Sayang? *LAH? Hahahaa
Anyway, jangan salahkan saya kalo saya nulis suratnya ngelantur. Saya sih orangnya konsisten. Karena saya nulis judul surat ini ‘Gombalan Insomnia’ yaudah sepanjang surat ini saya akan menggombali kamu sambil ngelantur semacam orang lagi insomnia yang gak punya teman ngobrol. Dan memang sebenarnya, saya salah satu insomnia-ers yang seringkali ngelantur di twitter kalo tab mention saya sudah sepi ditinggal tidur teman-teman.
Tapi kalau dipikir-pikir, insomnia saya itu cukup berjasa bagi surat ini. Kenapa begitu? Soalnya saat insomnia itulah pertamakalinya saya tanpa sengaja nemu akun twitter kamu, @adimasimmanuel. Dan kalo saya gak nemu @adimasimmanuel, saya akan tulis surat ini buat @Ubersoc saja. Kemungkinan besar sih begitu. Entah kenapa walaupun banyak akun-akun bagus milik selebtwit lain di timeline saya, tapi gak ada yang seperti kamu. Kamu itu berbeda. Kamu gak seperti mereka. Oke, saya gombal lagi nih jadinya.
Lanjut. Saya ingat saat pertamakali baca tulisan kamu di blog. Kawahluka, betul?

Waktu itu sudah lewat tengah malam, seingat saya sekitar jam 2 pagi. Mungkin kurang, mungkin lebih. Seperti biasanya, jam-jam seperti itu timeline hanya dipenuhi insomnia-ers, deadline-ers juga masuk hitungan. Lalu, ada kamu mondar-mandir di timeline saya sambil promosi tulisan kamu yang judulnya ‘Aku Ingin Engkau Juga Mempelajariku’. Iseng-iseng saya klik link-nya.
@adimasimmanuel, saya naksir cara kamu berkata-kata lewat semua tulisan kamu. Rimanya seringkali pas, enak dibaca. Pilihan katanya beragam, kadang terlalu sederhana, kadang kelewat kompleks sampai-sampai saya baru tau kalau itu sebenarnya bahasa Indonesia juga. Kamu bisa bermain plesetan logika dalam rima. Gak jarang juga kamu buat saya senyam-senyum kalau baca twit kamu yang sedang ‘nyeleneh’. :)
Tapi, sesederhana apapun kata-kata yang kamu tulis, maknanya jauh dari kesederhanaan. Entah saya yang terlalu gampang terbawa sendu mellow menye-menye, atau kamu yang memang pintar bercerita dalam sajak. Saya menemukan diri saya sulit berhenti baca tulisan kamu. Tulisan-tulisan kamu itu seolah bergosip diotak saya sampai-sampai saya terhasut.
Pernah suatu kali, saya menangkap kesan kalau kamu punya rasa sayang yang tak terhitung pada ‘si-subjek’ yang dibicarakan dalam semua tulisan kamu itu. Dan betapa beruntungnya ‘si-subjek’ ini sampai bisa menginspirasi kamu untuk bercerita dalam sajak. Sajak-sajak yang secara ajaib bisa buat saya merinding saat membacanya.
Ah, sudah terlalu panjang dan bertele-tele surat saya ini. Saya harus selesaikan sekarang daripada ngelanturnya keterusan.
Terimakasih banyak @adimasimmanuel. Terimakasih yang begitu banyak karena secara tidak langsung, sadar ataupun tidak sadar, kamu sudah temani saya sambil menunggu rasa kantuk datang. Terimakasih juga telah menulis banyak-banyak sajak yang bisa membuat saya merinding sampai berkaca-kaca.
Saya doakan semoga ‘si-subjek’ dalam sajak kamu selalu setia temani hari-hari kamu. Jadi kamu bisa tulis lebih banyak sajak lagi dan saya akan dibuat lebih merinding lagi. Dan semoga saya bisa belajar bahasa jawa setelah ini, soalnya cuma itu tulisan kamu yang saya gak ngerti. Hehehe :’D
Akhir kata, salam kenal terdahsyat untuk kamu, @adimasimmanuel.

Dari saya,

yang selalu ingin #ngasih12jempol untuk kamu. Indri. :)))


oleh @ 
diambil dari http://

No comments:

Post a Comment