kepada @sloppypoppy
Hallo,
Kak Poppy. Apa kabarmu? Sudah cukup istirahatkah? Kurangkai kata-kata ini
khusus untuk “selebtwitt”ku. Ketika pertama kali tukang pos memberi tema itu,
yang terekam dalam otakku hanyalah linimasamu.
Kamu
mengenalku kan? Yah, setidaknya kamu pasti tahu aku. Aku salah satu pengikut
@sloppypoppy dan redpoppyandsunshine. Aku salah satu yang sering me’retweet’
kata-katamu. Aku yang mengucapkan selamat ulang tahun padamu yang disertai foto
ucapan dalam BBM.
Di sini
aku akan banyak menanyakan pengetahuanmu tentang dirimu yang tercipta di
benakku. Kamu tahu? Kamu selalu mencengangkanku dengan mengacungkan senjata
kata-kata di tiap harinya. Dan yang paling tidak bisa diterima nalarku,
kepiawaianmu dalam menciptakan #sajakilmiah. Aku beberapa kali mencoba hal
serupa, tapi nihil. Otakmu duplikasi dari penemu yang mana?
Kamu
bekerja di salah satu stasiun televisi kan? Dan kamu tahu? Aku sengaja mengajak
orang tuaku untuk memasang televisi kabel hanya untuk dapat menonton stasiun
televisi itu. Dengan penangkap gelombang biasa tentu aku tidak bisa
mendapatkannya. Aku tidak tinggal di sekitaran ibukota.
Kamu
tahu? Kamu salah satu yang mencambukku hingga kegemaranku menulis kalimat yang
tidak seberapa menjadi lebih terlihat. Sesungguhnya aku pun malu jika tulisan
ini dibaca olehmu. Aku masih bodoh dalam bertutur dan hanya sebagai tukang sapu
di istana pencinta kata.
Kamu
tahu? Setiap harinya, sebelum memejamkan mata, aku akan menyempatkan jariku
untuk membuka barisan waktumu. Ada beberapa yang memang selalu aku intip. Tapi
kamu masuk daftar nomor satu dalam pekerjaan itu.
Kamu
tahu? Terkadang aku takut kamu merasa risih dengan banyaknya aksaramu yang aku
retweet. Kamu tidak mengenalku cukup dalam, tapi aku ingin mengenalmu dengan
dalam. Terlebih sekelebat aku berharap kamu bisa mengenalku sedikit lebih
dalam. Aku mungkin berlebihan. Tapi untuk sekedar bermimpi berteman dengan
pujaannya adalah bukan suatu masalah kan?
Aduh.
Nyatanya bibirku selalu mengucap itu saat menulis ini. Mungkin kamu membaca ini
dengan mengangkat kedua alismu, menandai keherananmu dengan makhluk bernama
aku. Mungkin kamu memilih untuk tertawa. Atau mungkin kamu akan mengembangkan
senyum bahagia. Aku berdoa semoga saja yang terjadi adalah kemungkinan yang ketiga.
Salam
kagumku untukmu, Poppy Septiani Putri
No comments:
Post a Comment