18 January 2012

Kamu Datang Dengan Tamparan Pada 7-ku

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

2010 awal. Seorang teman merekomendasikan sebuah buku padaku. Dia sangat antusias menceritakan tentang ke-keren-an buku tersebut. Aku hanya melihat sampul bukunya sekilas, ber-ooo ria mendengar cerita temanku, dan lalu sudah, begitu saja. Itu buku yang kamu tulis.
2011 akhir. Seorang sahabat meminjamkan sebuah buku padaku yang dalam 2 hari habis kulahap. Itu pun buku yang kamu tulis, dengan judul yang berbeda. Sejak itu, rasanya seperti ada magnet yang sangat kuat menarikku untuk terus “mengikutimu”.
Rasanya seperti “ditampar” #plak ketika membaca bukumu. Tepat sasaran!! Menyadarkanku!! Betapa egoisnya hidupku selama ini. Kamu “menyentuh” sisi sensitif kehidupanku. Kamu “menggerakkan”ku untuk benar-benar beraksi.
Masih 2011 akhir. Kicauanmu di situs jejaring sosial menyebutkan kamu akan datang ke kota perantauanku di tanggal angka favoritku. Bandar Lampung, “7” Januari 2012. Aaaaaah.. Hampir aku berteriak membacanya :D Saat itu juga, aku ber-azzam, aku harus datang ke seminarmu. Kicauan-kicauanmu singkat, padat, dan “menampar”. Tapi tak jemu untuk terus kubaca dan coba terus kuaplikasikan dalam nyatanya hidup.
“3D… Dhuha+Derma=Dahsyat … Percayaaa? :)
“Niat = impian = visi … Mesti jelas di awal, mesti kuat & mesti benar… #Right?”
“Rezeki itu tidak jauh2. Semua bermula dari keluarga. Tmsk bakti kpd orangtua. Itu akan memudahkan rezeki. #Right?”
Sebagian kecil kicauan di akun pribadimu. ;)
Hari berlalu. Aku habiskan akhir tahun 2011 dengan membaca bukumu yang lainnya di kampung halaman nan sejuk, Sukabumi, Jawa Barat. Masih tetap mengikutimu. Masih dengan azzam yang kuat untuk datang ke seminarmu.
2012 awal. Aku kembali ke tanah rantau. Aku pesan tiket seminarmu. Dan kamu tau apa yang terjadi?? Sahabatku membelikannya untukku. Hmm.. Aku rasa, kamu perlu mengenalnya :) Kami berdua menuliskan namamu sebagai ‘guru kehidupan’ dalam proposal hidup kami masing-masing.
“7” Januari 2012. Tibalah hari yang kunanti. Sepanjang acara seminarmu, “tamparan-tamparan” terus menghujaniku. Derai tawa, airmata, mengiringinya. Ketika kamu meminta semua peserta, untuk saling berpasangan dengan jenisnya, lalu kami diminta untuk mengulangi kalimat-kalimat yang diucapkan olehmu. Kalimat ikrar bahwa kami harus menjadi lebih baik dari saat ini, kalimat keridhoan dengan kesuksesan yang diraih oleh orang yang berpasangan dengan kami. Kalimat yang mampu menganak-sungaikan airmataku. T_T
Tak hanya itu, kamu radiasikan semangat sedekah pada semua peserta. “Luruskan niatnya! Naikkan angkanya!”. “Luruskan niatnya! Naikkan angkanya!”. “Luruskan niatnya! Naikkan angkanya!”. Berkali-kali kamu ulang kalimat itu. Seperti hypnotis bagi kami. Dan kamu berhasil membuatku rela memberikan apa yang kusayangi saat itu, tanpa harus aku berpikir panjang.
“Beli hajatmu dengan sedekah!!”. Tamparan yang akan terus kuingat, kutingkatkan angka dan kualitasnya. InsyaAlloh. Bismillah.
“Kalo 2 tahun yang akan datang, kehidupan kita masih sama, masih gini-gini aja. Ada yang salah dengan diri kita!! Mungkin ilmu kita yang gitu-gitu aja. Atau action kita yang gitu-gitu aja!!”. #jleb
“Sedekah dulu, baru nikah! Nikah biar mapan, bukan mapan dulu baru nikah! Kalo nunggu mapan, bisa jadi malah ga nikah-nikah. Nikah aja dulu meski belum mapan, hal-hal yang lainnya akan disempurnakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya!”. #plak #plak #plak
Dan banyak lagi “tamparan-tamparan” lainnya yang kudapat siang itu. Aku sangat berterimakasih atas setiap penyadaran yang kamu berikan. Atas izin-Nya semua ini terjadi.
Buku di awal 2010, Marketing is Bullshit.
Buku di akhir 2011, Percepatan Rezeki.
Buku yang kubaca di kampung halaman, 7 Keajaiban Rezeki.
Dan itu semua buku yang ditulis olehmu, Ippho Santosa (@ipphoright).
Sungguh, kamu datang dengan “tamparan” pada “7”-ku bersama 7 Keajaiban Rezeki…
Terimakasih :)

oleh: @primamalia
diambil dari: http://primamalia.wordpress.com

No comments:

Post a Comment