18 January 2012

Surat untuk Penyuka Langit


Dear Falafu,

Hai Farah, apa kabar kamu hari ini? Semoga baik-baik saja dan semakin baik setelah membaca suratku ini. Semoga.

Entah apa yang ingin kutuliskan, padahal saat ini hanya berhadapan dengan layar LCD yang berkedip manja dan tuts keyboard, lantai bagi jemariku menari. Tapi sungguh, aku nervous! Seperti langsung berhadapan denganmu. Gadis manis yang kukagumi dalam ruang maya.

Aku membayangkan, bagaimana kelak aku berjumpa denganmu entah di manapun itu dan memperkenalkan diri, “Hei Fa, aku pengagummu.” apakah kalimat itu dapat lancar meluncur dari mulutku. Rasa-rasanya aku hanya akan terpaku dan terkesima dengan senyummu, dengan matamu yang membulat indah, dengan cekungan di pipimu yang menambah manisnya kamu.

Betapa mudahnya kamu untuk dikagumi, Fa. Aku suka sekali dengan twit-twitmu yang menghiasi linimasa-ku tiap hari. Bahkan beberapa menjadi penghuni dalam kotak favoritku. Kekagumanku padamu belum berhenti di situ saja, tulisan-tulisanmu di blog membuatku jatuh hati. Ya, aku beberapa kali mengunjungi mangkokata-mu. aku menemukan sesuatu yang membuatku, ah entahlah apa namanya. Tapi yang pasti itu membuatku berkaca-kaca. Di saat segelintir wanita ingin meraih kesukseskan sebagai wanita karier, kamu justru beda, cita-cita mu sebagai seorang ibu yang hebat, itu luar biasa. Memang, setiap wanita pasti akan jadi ibu, tapi jarang ada yang mencita-citakan dirinya sebagai ibu. Kamu unik, Fa.

Kapan ya aku bisa tweet up denganmu, dan membuatku terkesima dengan kata-kata ajaibmu itu. Hmm… Semarang-Jogja kan cuma 4 jam (menerawang hehe). Hei Fa, maaf kalau suratku biasa saja. Tak romantis. Dan maaf juga, sudah mengambil sedikit waktu yang berharga untuk sekadar membaca suratku ini. Terima kasih Farah, kamu menginspirasiku.

Pengagummu yang pemalu,

Catur Indrawan

dikirim oleh @acturindra kepada @falafu

2 comments:

  1. Aku menangis membacanya, cengengnya ya? Hahaha

    Aku suka suratmu catur, karena mereka tidak romantis. Kubagi satu rahasia, aku perempuan yang suka menulis manis, tetapi aku tidak suka hal-hal yang kebanyakan orang sebut "romantis".

    Suratmu sederhana, sederhana biasanya berisi ketulusan. Itu kenapa aku mengagumi kesederhanaan. Dan terima kasih banyak karena kamu sudah mengagumiku catur. Tak tahu, bagaiman harus membalasnya.

    Aku ingin jadi ibu dan itu memang aneh. Hahaha. Bagiku, itu karier terbaik bagi seorang perempuan. Karena Tuhan yang langsung menggajinya :P

    Semarang-Jogja, mereka tidak jauh. Berkunjunglah sekali waktu ke rumah kecilku di desa :)

    Salam hangat,

    Fa

    ReplyDelete
  2. Terima kasih juga fa, kamu menyukai suratku. Kamu menangis? Ah, kita impas! Sebab tempo hari kamu sudah membuatku berkaca-kaca melalui tulisan di blogmu :))
    Hei, menjadi ibu itu bukan cita-cita yang aneh, tapi itu unik, Aku baru menemuinya setelah membaca tulisanmu. :)

    Hmm, baiklah sekali waktu bila aku berkunjung ke jogja, mungkin aku akan menemuimu.
    Salam hangat dariku,
    acturindra

    ReplyDelete