
Kemarin aku sempat bingung, tak tau harus menulis surat cinta ke siapa, lantaran hari ini surat cinta yang disampaikan hanya khusus untuk selebtwit pujaan. Baru saja beberapa detik berlalu sejak tombol “tweet” kutekan setelah kubagikan kegalauanku itu ke para followers karena tidak punya selebtwit pujaan, si bb kesayangan ber”cicit cuit” menandakan mention baru dari twitter. Rupanya dari pak dokter yang menawarkan diri menjadi selebtwit pujaanku. Oh, penolong!
Aku pikir, memang pantas lah pak dokter ini kujadikan selebtwit pujaanku. Setiap kali kamu mulai “cerewet” di timeline ku, aku akan dengan gembira membaca tweet-tweet mu satu persatu. Meski tentu saja, sebagian besar tidak kumengerti. Hhahahahaha… habis pak dokter selalu pakai bahasa melayu Malaysia sih




Kamu selalu bilang, cita-citamu adalah mendalami psikiatri. Hei, selami lah jiwaku dulu, pak doter


Jadi pak dokter, aku harus bilang apa lagi untuk menggambarkan seorang calon psikiatris puitis? dan untuk menggambarkan kekagumanku padamu? kamu sudah menolongku dengan bersedia menjadi selebtwit pujaanku yang bisa kukirimkan surat cinta. Kamu juga sudah sering menolongku dengan kiriman sajakmu, atau sekadar ucapan selamat pagimu yang bisa mengembangkan senyumku

PS. Kamu pintar, pak dokter. Jadi aku tak perlu meragukan apakah kamu mengerti isi suratku ini, meskipun aku menulisnya dengan bahasa Indonesia yang (kuharap) baik dan benar. Aku yang bodoh, mencoba menulis untukmu dalam bahasa ibumu, namun gagal.
Tertanda
calon pasienmu kelak

untuk: @HanepClans
oleh: @sneaking_jeans
diambil dari:http://menyingsingfajar.wordpress.com
No comments:
Post a Comment