18 January 2012

Tentang Si Sayap-Sayap Patah

Surat ini kubuat untuk seorang Sinar yang dengan kata-katanya merubah hampir sebagian dari sisi diriku. Hanya dengan kata-kata dia membuatku (bahkan) tak mengenal yang namanya airmata. Mungkin luka yang mengiringku ke depannya. Luka yang sama. Tentang cinta, sahabat, dan diri sendiri.
Dia hanya akun twitter biasa seperti akun-akun twitter lainnya yang aku follow. Bahkan followers-nya pun masih kurang dari 10.000. semuanya masih biasa saja. Hingga tiba-tiba Bayangan Kelima menyihirnya menjadi sosok serupa malaikat, dipenuhi cahaya, Sinar. Bagiku, Sinar lebih dari sekedar selebtwit!
Cahaya luka terpancar dari gambaran fotografi yang lalu lalang di linimasaku diikuti namanya. Luka yang membuatnya terlihat lebih bersinar dari orang-orang hebat yang lain. Luka yang tegar. Luka yang mengiris. Luka yang manis.
Diriku, yang sebagian di dalamnya tumbuh mimpi yang dibawa Sinar. Mimpi yang tak pernah mengenal nyata hingga Sinar datang membayangi. Kini aku merasa kembali memiliki kaki untuk berdiri. Karena Sinar mengajarkan satu hal; menikmati luka yang bagai candu adalah salah satu cara untuk bahagia.
Kebahagiaan tak melulu tentang canda tawa ataupun saat hal-hal baik menguntitm. Tapi kebahagiaan, lebih dari apapun, adalah ketika kau berada dalam masa-masa terburuk, masa di mana bahkan untuk bernapaspun terasa begitu sulit, kau menyadari ada yang begitu teguh menopang segala nyeri yang membuat lumpuh, yang begitu gigih menahan robekan-robekan hati memerih, dialah dirimu. Dirimu sendirilah yang paling setia, yang bisa menjadikan segala luka perih menyayat itu mewujud bahagia tak terperi hanya dengan berkata; ‘Aku pantas bahagia’.
Toh, tak ada kebahagiaan yang benar-benar sempurna. Kebahagiaan selalu datang dengan konsekuensi. Aku yakin, Sinar tahu pasti akan hal itu.
Hei, Sinar. Si sayap-sayap patah. Tahukah kau seberapa besar kekuatan yang ada dalam dirimu? Kekuatan yang merasuk dalam diriku, sebuah keberanian yang timbul dari kata-kata yang lahir dari ujung jari-jarimu. Semua ini darimu.
Tak peduli sesakit apa luka yang diberikan hidup, tak peduli sedalam apa sayatan di nadiku, tak peduli pada segala sunyi yang memperanak duka, aku akan bertahan.
Tidakkah kau ikut bahagia mengetahui aku, yang bahkan tak pernah kau kenal, tak pernah mengenalmu, kemudian menjadi sangat berani menantang hidup hanya karena Bayang Kelima-mu itu?
Si sayap-sayap patah, mampu mengajakku terbang menembus galaksi, dan di atas sana, dia memperlihatkan padaku tentang betapa kerdilnya segala luka-luka itu. Kemudian dia menuntunku kembali ke bumi dengan bekal keberanian yang jauh lebih besar, untuk bertahan. Hingga akhir.
Sekali lagi terima kasih, Sinar! Tetaplah menjadi Sinar, yang tegar, yang tabah.
Surat ini untukmu @Ekaotto
Salam,
Ririn, a.k.a _setengahwaras, a.k.a @calonistri
NB: Aku masih menunggu balasan email darimu yang ku kirim beberapa malam yang lalu. Kau bilang sedang bersama teman-temanmu. Jadi aku menunggu J

oleh: @_setengahwaras
diambil dari: http://perempuansetengahwaras.wordpress.com

1 comment:

  1. Dear Ririn,

    Inget, jangan izini siapapun bikin hidup kamu gak bahagia, terlebih hanya karena alasana cinta.

    Kamu sangat pantas untuk bahagia.


    :*

    ReplyDelete