18 January 2012
Teruntuk Perangkai Kata Periang Hati
Teruntuk, Nona Amalia di bilik kecilnya, @ama_achmad
Selamat membaca, nona, yang baru saya tahu namanya
setelah membaca suratnya yang bagaikan taman kata-kata
Terima kasih, nona telah mengikuti aliran kata-kata saya lebih dulu.
Seperti nona, saya pun memiliki juga sebuah bilik kecil,
dari jendelanya terhampar luas dunia yang tersusun dari kata-kata
salah satunya rangkaian kata-kata anda yang saya amat suka
dan mereka, seperti hidup; selalu menemukan jalannya sendiri
Nona,
Mungkin kata-kata yang menuntun saya untuk menemukan bilik kecil nona
Sangat menyenangkan menikmati sajak-sajak sejuk nona bersama matahari
membasuh wajah lelah, yang tak punah setelah pada malam saya merebah
Bila ini terjadi setiap pagi, maka saya pikir, saya tak perlu bermimpi lagi
Dan tentu, bila suatu hari kita mengulang sabtu pagi, hati ini akan gembira sekali
Dia akan memaksa otak saya bekerja lebih keras, demi mengimbangi kata-kata nona
Entah di pagi yang lain, entah senja, entah malam; sajak selalu menemukan kawan
Seperti kata-kata saya yang menemukan kata-kata nona sebagai tautannya
Bila suatu hari waktu berbaik hati mengamini pertemuan kita
Janganlah ragu untuk bicara, jangan ragu untuk mengajak saya tertawa
Dan pasti, saya akan mengajak nona minum kopi–mungkin hingga pagi
dan tanpa kita sadari, mungkin kita telah membait beberapa puisi
Waktu saya telah mengirimkan aroma subuh, nona,
Mata saya menyampaikan salamnya kepada jemari anda,
“Semoga esok ada cukup rehat untuk menulis beberapa kata sehat.” katanya.
Mungkin dia meminta balasan, atau mungkin itu memang kemauan saya.
Demikian,
Surat ini, saya tutup dengan selamat pagi
Salam,
Aditya
dikirim oleh @commaditya
Labels:
Surat Cinta #4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment