18 January 2012

Mencintaimu Apa Adanya


Dear The Dearest Selebtwit…

Pada suatu hari (ah, terlalu klise)
Pada waktu itu (apakah masih klise?)
Waktu pertama kali kami bertemu
Tidak! Hanya aku yang bertemu
Menemukannya di timeline, tepatnya
Aku jatuh cinta
Pada setiap kata-kata yang lahir dari pikirannya
Sebagian orang bilang itu hanya kata
Bagiku itu adalah makna
Aku banyak belajar darinya

Aku tak percaya jatuh cinta pada pandangan pertama
Tapi aku  bisa jatuh cinta pada kata-kata
Pada kata-kata yang aku tak tahu siapa empunya
Aku bahkan tak tahu dia siapa
Jangankan rupa, nama ia sebenarnya saja masih tanda tanya

Kemudian perlahan aku tahu ia yang menulis Surat Cinta yang Ganjil dan Buku Kecil
Ia seorang  yang teguh pendirian
Mengajarkan banyak orang untuk menulis dalam bahasa Indonesia yang benar
Tapi ia unik
Ia mencintai huruf kecil
Katanya, huruf besar itu terlihat angkuh
Dari sana, aku kagum dengan cara berpikirnya

Aku menemukan sisi indah dari kata-kata. Ialah menikmatinya, bukan sekadar membaca. Ialah dari hati bukan sekadar ilusi
Aku adalah satu dari masih tak sedikit yang gagap teknologi
Tapi kemudian karena dia, aku membuat sebuah blog
Hingga saat ini, aku ingin terus berkarya di dalamnya, sebagian besar karenanya

Terimakasih, Kakak
Aku tidak ingin terlalu berlebihan memuji, mengagumi, menyukai, dan mencintai
Karena aku selalu takut, yang berlebihan itu tak sebanding dengan yang diraih
Maafkan aku yang tak mengubah semua dalam tulisanku menjadi huruf kecil
Aku mencintaimu sebagai selebtwit apa adanya
Dan aku hanya ingin menjadi diriku yang sebenarnya
Tak mengubah satu atau dua diantara kita menjadi siapa-siapa

Wahai @poscinta, sampaikan suratku kepadanya: M. Aan Mansyur, @hurufkecil

Sincerely,
Yang masih haus kata-kata



No comments:

Post a Comment